Misalnya, saat pandemi usaha tetap bisa berjalan karena melakukan penjualan online.
"Saat pandemi itu penjualan online besar 60 persen dari yang offline. Tapi sekarang orang sering datang karena kan bisa melihat langsung bahan dan motifnya," tutur Henny.
Ia menuturkan, kini ada sekitar 150 UMKM masuk dalam binaan dirinya.
Terdiri dari UMKM batik, makanan, kain, tas, hingga aksesoris.
Dari jumlah itu, 35 UMKM diantaranya sudah naik kelas dengan menjual dan mem-branding usaha mereka sendiri.
Hal ini tak lepas dari bantuan BRI yang membantu permodalan Henny.
Henny mengaku dibantu pembiayaan oleh BRI hingga Rp 13 miliar.
"Kalau ingin pinjam di Bank itu harus ada jaminan. Aset saya dijamin untuk modal UMKM mereka. Jadi saya menjaminkan aset untuk dapat pinjaman," terang Henny.
Rolupat Batik dan Butik telah mengikuti tiga pameran di luar negeri untuk memperkenalkan warisan budaya Indonesia yakni batik ke mancanegara.