News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Otto Toto Sugiri Jadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia, Dijuluki Bill Gates Indonesia

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Otto Toto Sugiri - Simak perjalanan karier Otto Toto Sugiri, salah satu orang terkaya di Indonesia yang dijuluki Bill Gates Indonesia, pendiri PT DCI Indonesia.

Tiga tahun berselang sejak kelulusannya tersebut, Otto bekerja di Bank Bali yang memiliki tanggungjawab untuk membuat sebuah software akuntansi.

Otto Toto Sugiri (Ahmad Zamroni via Kompas.com)

Otto juga mengembangkan sistem IT Bank Bali melalui back office hingga ke akuntansi.

Bank Bali merupakan perusahaan keluarga milik pamannya.

Berada di Bank Bali selama 6 tahun, Otto memilih untuk keluar dan mendirikan perusahaan sendiri bernama Sigma Cipta Caraka pada 1989.

Dihimpun dari BangkaPos.com dan Tribunwiki.com, berdirinya Sigma Cipta Caraka bertepatan dengan aturan pemerintahan mengenai kebijakan industri perbankan yang membuat jumlah bank melonjak ke 240 bank pada 1994 yang sebelumnya hanya terdapat 111 bank.

Baca juga: Sosok Hartono Bersaudara, Pemilik PT Djarum, Kembali Jadi Orang Terkaya di Indonesia 2023

Hal itu dimanfaatkan Otto untuk melayani bank-bank baru yang membutuhkan dukungan IT.

Dalam setahun, Sigma Cipta Caraka mengantongi keuntungan hingga 1,2 juta dolar AS.

Kemudian, Otto pun mendirikan Indointernet di tahun 1994 yang merupakan penyedia layanan sambungan internet (ISP) pertama di Indonesia.

Indointernet memudahkan masyarakat untuk menjelajahi situs di seluruh dunia untuk pertama kalinya.

Nama Otto Toto pun menduduki jabatan sebagai Presiden komisioner sejak tahun 2012 di PT Indointernet Tbk.

Otto Toto semakin semangat untuk mendirikan perusahaan lagi, yang menghasilkan BaliCamp sebagai anak perusahaan Sigma Cipta Caraka.

Namun, BaliCamp tak bertahan lama dan harus tutup setelah tragedi Bom Bali di tahun 2002.

Tahun 2008, Otto menjual 80 persen sahamnya ke Telekomunikasi Indonesia (Telkom) senilai 35 juta dolar AS dan berpikir untuk pensiun.

Namun, Otto mendapat angin segar setelah pemerintah membuka pintu untuk memperkuat pusat data negara pada 2011.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini