News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Minyak Mentah Terkerek 3 Persen, Level Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga minyak dunia melonjak 3 persen ke level tertinggi di tengah perlambatan ekonomi global.

Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Harga minyak mentah dunia naik sekitar 3 persen ke level tertinggi pada Jumat (7/7/2023) karena adanya kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent berjangka naik 1,95 dolar AS, atau 2,6 persen, menjadi 78,47 dolar AS per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,06 dolar AS, atau 2,9 persen menjadi 73,86 dolar AS per barel.

Data tersebut merupakan penutupan tertinggi untuk Brent sejak 1 Mei dan WTI sejak 24 Mei. Kedua tolok ukur tersebut berakhir naik sekitar 5 persen untuk pekan ini.

"Kami mengetuk pintu penembusan besar ke atas. Saya pikir Anda melihat beberapa penutupan pendek di sini karena banyak orang bertaruh pada sisi pendek," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group.

Setelah dua bulan konsolidasi harga antara sekitar 73 hingga 77 dolar AS, Brent pindah ke wilayah overbought secara teknis untuk pertama kalinya sejak pertengahan April.

"Reli selama seminggu terakhir ini cukup kuat dan didukung oleh momentum serta pemangkasan baru dari Arab Saudi dan Rusia," kata Craig Erlam, analis pasar di OANDA.

Awal pekan ini, eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia mengumumkan pemangkasan produksi baru sehingga total pengurangan oleh OPEC Plus, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya menjadi sekitar 5 juta barel per hari (bpd) atau sekitar 5 persen dari produksi global.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Melonjak, Brent Melesat Jadi 77,82 per Barel Imbas Sentimen Negatif Arab Saudi

"Pemangkasan produksi OPEC Plus diperkirakan akan memperketat pasar, mendorong defisit pasokan pada paruh kedua tahun ini dan mengangkat harga minyak menjadi lebih tinggi," kata seorang analis di perusahaan jasa keuangan AS Morningstar dalam sebuah catatan.

Baca juga: Jepang Hadapi Krisis BBM, Mulai Borong Minyak Mentah Rusia Seharga 70 Dolar Per Barel

OPEC kemungkinan akan mempertahankan pandangan optimis pada pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini