Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisaris Utama Perusahaan migas pelat merah yakni PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama membeberkan alasan harga BBM subsidi yang tak turun, disaat minyak dunia merosot.
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut mengungkapkan, harga jenis BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar telah diatur Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Berbeda hal nya BBM Nonsubsidi seperti Pertamax yang harga jualnya mengacu harga minyak dunia, sehingga dapat berubah-ubah pada rentang waktu tertentu.
Baca juga: Update Terbaru Harga BBM Pertamina di Pulau Sumatra: Pertalite Dijual Rp 10.000 per Liter
"Terus kenapa minyak turun, (tapi Pertalite) gak turun? Karena bandingin swasta. Waktu naik kan kita enggak bisa naikin," ucap Ahok saat ditemui awak media di Jakarta, Selasa (18/7/2023).
"Waktu (harga minyak dunia) turun, kita jual minyak di SPBU itu ambil untung udah paling tipis. Karena memang tugas pemerintah," sambungnya.
Ahok menjelaskan, Pemerintah sudah menetapkan harga subsidi BBM Pertalite Rp1.100 per liter.
Meskipun harga minyak dunia melonjak dan keuangan Pertamina terganggu, Pertamina tidak bisa serta merta turut meningkatkan harga BBM subsidinya.
Alhasil, Cash Flow Pertamina turut terganggu. Bahkan Ahok menyebut laporan keuangan Pertamina menjadi 'merah'.
"Kita kan ditentukan Rp1.100, ketika harga minyak lagi tinggi, pemerintah kan enggak naikin minyak, Pertamina tuh nombok. Itu kalau liat arus kasnya Pertamina merah semua," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, tren harga minyak mentah dunia turun. Terakhir turun mencapai 1,7 persen pada akhir perdagangan Senin (17/7/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, terbebani data pertumbuhan ekonomi China yang melemah.
Pelemahan ekonomi yang terjadi di negara dengan permintaan minyak mentah terbesar kedua di dunia itu, menimbulkan keraguan terkait potensi permintaan minyak di masa mendatang.
Seperti dilansir Kompas, harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,7 persen atau 1,27 dollar AS menjadi 74,15 dollar AS per barrel. Sedangkan minyak mentah Brent turun 1,7 persen atau 1,37 dollar AS menjadi 78,50 dollar AS per barrel.