Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Perdana Menteri India Narendra Modi menolak tawaran investasi pembangunan pabrik mobil listrik dari perusahaan otomotif BYD senilai 1 miliar dolar AS, Minggu (23/7/2023).
Melansir dari sumber keparcayaan Reuters pembatalan investasi dilakukan PM Modi usai menggelar pertemuan tertutup dengan Departemen Perdagangan India, serta Departemen Promosi Industri dan Perdagangan Dalam Negeri (DPIIT).
Dalam laporan tertulisnya PM Modi menjelaskan bahwa investasi miliaran dolar dari BYD telah terganjal restu dari sejumlah pihak buntut dari memanasnya konflik yang saat ini tengah terjadi antara India dan China.
Baca juga: Inves 1,44 Miliar Dolar, BYD dan Great Wall Pilih Dirikan Pabrik di Thailand Ketimbang Indonesia
Konflik keduanya mulai memanas ketika wilayah bagian Arunachal Pradesh di timur laut India secara diam – diam diklaim oleh China. Hal tersebut yang kemudian membuat India geram.
“Kekhawatiran keamanan sehubungan dengan investasi China di India ditandai selama musyawarah,” kata seorang pejabat India.
Pihak BYD sendiri belum memberikan komentar apapun terkait munculnya isu pembatalan investasi pembangunan pabrik kendaran listrik di India. Namun akibat gagalnya investasi 1 miliar dolar AS ini, kendaraan SUV listrik Atto 3 dan e6 EV BYD gagal diproduksi di India.
Selain itu, stasiun pengisian daya serta pusat penelitian dan pengembangan mobil listrik BYD di India juga terpaksa dibatalkan buntut dari kebijakan PM Modi.
“Untuk total kapasitas produksi yang diusulkan oleh BYD tidak segera jelas. Namun menurut proposal investasi pabrik BYD di India didirikan untuk meningkatkan produksi 100.000 mobil listrik per tahun,” jelas sumber kepercayaan Reuters.
Investasi tersebut sebenarnya telah lama direncanakan BYD, pabrik asal China ini menilai bahwa India tepat dijadikan sebagai pusat produksi mobil listrik kuat untuk masa depan energi berkelanjutan lantaran mempunyai sumber daya manusia yang sangat terampil di bidang IT dan teknik.
Tak hanya itu India juga menawarkan biaya tenaga kerja dan produksi yang lebih rendah dibandingkan beberapa negara lain.
Sayangnya imbas konflik perebutan wilayah India – China, BYD gagal mengikuti jejak Tesla yang belakangan telah lebih dulu menanamkan investasi untuk membangun pabrik perakitan mobil listrik di India.