TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat di berbagai daerah kesulitan mendapatkan LPG 3 kilogram (LPG) di warung maupun agen terdekat.
Kelangkaan LPG 3 Kg ini disebut PT Pertamina (Persero) karena adanya peningkatan permintaan dari masyarakat.
Namun, hal tersebut dinilai Kementerian ESDM bukan penyebabnya tetapi karena tidak maksimalnya pihak Pertamina dalam menjalankan tata kelola distribusi.
Baca juga: Sidak di Bali, Dirut Pertamina Tak Segan Tindak Tegas Pangkalan LPG Nakal
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tutuka Ariadji mengungkapkan, kebijakan distribusi yang saat ini diterapkan Pertamina tidak berjalan dengan baik di beberapa wilayah, khususnya wilayah yang terpencil.
"Pertamina kan bikin aturan dan kebijakan. Untuk pengecer ini akses jualnya hanya 20 persen saja. Tampaknya ini ada sosialisasi yang kurang kenceng lah," ujar Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM dikutip dari Kontan, Senin (31/7/2023).
Menurutnya, Pertamina saat ini memiliki kebijakan di mana penyaluran 80 persen LPG 3kg ada di pangkalan dan sebanyak 20% di pengecer.
"Pertamina memberi kebijakan yang pengecer 20% saja, artinya jumlah pengecer kan lebih sedikit. Ada sosialisasi yang kurang kenceng lah sehingga mereka jumlah pengecer kurang, nah problem di sana," ungkap Tutuka.
Ia menilai, skema ini mungkin saja berjalan dengan baik pada beberapa wilayah. Akan tetapi, skema ini justru tidak optimal pada beberapa wilayah yang terpencil.
Dengan jumlah pengecer yang terbatas, maka akan menyulitkan akses masyarakat untuk mendapatkan LPG subsidi.
Untuk itu, Kementerian ESDM pun telah memberikan instruksi pada Pertamina untuk mengevaluasi skema distribusi LPG 3 kg.
"Saya suruh turun ke bawah agar membantu masyarakat karena kan pengecer makin mengecil, nah Pertamina harus menangani distribusi itu," tegas Tutuka.
Tutuka pun membantah kalau kelangkaan LPG 3 kg yang terjadi diakibatkan kuota yang terbatas. Menurutnya, kuota LPG 3 kg pada tahun ini justru bertambah.
Tercatat, pada 2023 kuota LPG tabung 3 kg sebesar 8,00 juta MT termasuk cadangan 0,5 MT. Sementara itu, realisasi penyaluran LPG tabung 3 kg pada tahun 2022 mencapai 7,80 juta MT.
Terjadi Peningkatan Permintaan LPG 3 Kg
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan LPG subsidi 3 Kg saat ini mengalami peningkatan konsumsi.
“Bulan Juli ini memang ada peningkatan konsumsi sebesar 2 persen sebagai dampak dari adanya libur panjang beberapa waktu lalu," kata Nicke dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
"Kita sedang melakukan recovery dari penyediaan distribusinya untuk mempercepat. Namun demikian ketersediaan LPG 3 Kg ini terus dipastikan aman dan mudah-mudahan dalam satu minggu ke depan bisa berangsur normal,” ungkapnya.
Nicke menjelaskan bahwa Pertamina melalui Subholding Commercial & Trading yaitu PT Pertamina Patra Niaga melakukan pemantauan penyaluran LPG dan turut bekerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi tepat sasaran.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan operasi pasar. Kita bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mengidentifikasi di mana lokasi-lokasi yang harus kita buka operasi pasar. Upaya itu agar pengelolaan stok LPG efektif langsung ke masyarakat,” ungkap Nicke.
Nicke menambahkan, menurut data pemerintah ada sekitar 60 juta rumah tangga yang berhak menerima subsidi dari total sebanyak 88 juta rumah tangga atau sekitar 68 persennya.
“Namun hari ini jika melihat data, berapa persen penjualan LPG subsidi terhadap total LPG angkanya ternyata tinggi, mencapai 96 persen, jadi kita bisa melihat ada yang tidak tepat subsidinya," ucap Nicke.
"Oleh karena itu kita juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk pengecekan memastikan distribusi tepat sasaran,” imbuh dia.
Baca juga: Stok Lebih dari 10 Ribu Metrik Ton, Pertamina Pastikan Elpiji 3 Kg di Wilayah Jawa Bagian Barat Aman
Saat ini, untuk memperbaiki tata kelola distribusinya, Nicke mengatakan Pertamina tengah melakukan pendaftaran atau registrasi melalui KTP dan NIK supaya bisa dijadikan dasar menjadi data yang bisa dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.
Nicke juga mengimbau agar masyarakat menggunakan LPG sesuai peruntukannya, dimana LPG 3 Kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu.
“Kami mengimbau kepada masyarakat, jadi kalau ada kelangkaan di daerah mana pun atau ketika melihat ada distribusi LPG Subsidi yang kurang tepat sasaran atau penyelewengan silahkan lapor ke 135 agar bisa langsung ditindaklanjuti,” tegas Nicke.
Dengan peran aktif masyarakat diharapkan dapat membantu peran Pertamina dalam menjaga kestabilan pasokan LPG di seluruh wilayah Indonesia.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Lakukan Sidak Pangkalan
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pangkalan LPG.
Sidak yang dilakukan bertujuan untuk memastikan dan mengecek ketersediaan stok di pangkalan, hingga menyerap aspirasi masyarakat.
Memastikan kehandalan suplai LPG Subsidi 3 Kg bagi masyarakat, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan turun langsung ke sejumlah pangkalan LPG.
Titik yang dikunjungi antara lain adalah agen dan pangkalan LPG di Kediri bersama dengan tim Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus (Jawa Bagian Timur-Bali-Nusa Tenggara).
Menurut Riva, secara umum memang ada peningkatan, namun sudah dilakukan peningkatan stok di Pangkalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebagai informasi, Pertamina Patra Niaga merupakan unit usaha Pertamina yang bergerak di bidang perdagangan olahan migas.
“Secara umum stok dan pasokan di Kediri dalam kondisi aman dan melimpah di Pangkalan LPG resmi Pertamina," papar Riva dalam keterangannya, Sabtu (29/7/2023).
"Dilihat dari peningkatan konsumsi pada log book Pangkalan, dan beberapa konsumen yang tidak berhak mulai menukarkan tabung LPG 3 Kg nya ke Bright Gas Non Subsidi. Di wilayah lain upaya normalisasi stok LPG juga terus dilakukan,” sambungnya.
Selain Kediri, Riva juga melanjutkan pengecekannya ke agen dan pangkalan di daerah Malang Raya.
Seluruh transaksi sudah berjalan sebagaimana mestinya, semuanya tercatat dan stok juga terus dipastikan dalam keadaan aman.
“Pertamina Patra Niaga menghimbau warga masyarakat untuk membeli LPG langsung di Pangkalan, karena kami saat ini sedang meningkatkan stok di Pangkalan resmi," papar Riva.
"Apabila membutuhkan informasi lebih lanjut seputar pangkalan terdekat dan layanan pertamina lainnya silakan menghubungi Call Center Pertamina 135,” pungkas Riva.
Stok Wilayah Jawa Bagian Barat Aman
PT Pertamina (Persero) memastikan stok LPG di wilayah regional DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dalam kondisi aman.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan mengungkapkan, per tanggal 28 Juli 2023 stok LPG di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) mencapai 10.229 metrik ton (MT).
Tidak hanya itu, LPG subsidi juga teralokasi dengan baik di wilayah regional Jawa Bagian Barat.
Hal ini dibuktikan dengan realisasi penyaluran LPG 3 Kg (periode 1 Juli - 27 Juli 2023) sebanyak 99,7 persen dibandingkan dengan alokasi yang telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Eko mengatakan saat ini rata-rata ketahanan stok di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten tercatat dalam kondisi aman dan mencukupi.
"Kami menghimbau agar masyarakat cermat untuk membeli LPG 3 Kg di pangkalan resmi Pertamina karena selain harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah setempat, masyarakat juga dipastikan mendapatkan LPG yang terjamin kualitasnya," kata Eko dalam pernyataannya dikutip, Sabtu (29/7/2023).
Ia melanjutkan, Pertamina berupaya optimal memastikan ketersediaan produk termasuk LPG.
Untuk memastikan ketersediaan stok LPG tersebut, dilakukan kunjungan rutin dan juga inspeksi mendadak (sidak) oleh Sales Area Manager dan Sales Branch Manager di seluruh Sales Area.
Yang meliputi wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Banten, Karawang, Cirebon, Sukabumi, serta Bandung dan Priangan Timur.
Untuk terus meningkatkan pelayan kepada masyarakat, Pertamina akan melakukan ekstra supply (fakultatif) sesuai dengan kebutuhan wilayah di regional Jawa Bagian Barat.
Tidak hanya itu, koordinasi juga akan terus dilakukan di masing-masing Sales Area ke seluruh stakeholder terkait.
Upaya ini untuk memastikan ketersediaan stok terus bertahan dan tidak adanya kecurangan atau penyimpangan diluar ketentuan terkait dengan LPG 3 Kg yang merupakan barang bersubsidi.
Pertamina juga menghimbau kepada seluruh komponen masyarakat yang tergolong mampu, untuk selalu menggunakan LPG Non Subsidi Bright Gas 5,5 Kg dan 12 Kg agar pendistribusian LPG subsidi lebih tepat sasaran.
"Kami juga mengajak masyarakat untuk bersama ikut mengawasi pendistribusian LPG bersubsidi agar LPG bersubsidi dapat benar-benar digunakan oleh masyarakat yang membutuhkan," pungkas Eko.
Lakukan Operasi Pasar
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno meminta Pertamina untuk segera melakukan operasi pasar untuk memeriksa langsung gas LPG 3 kilogram yang tengah mengalami kelangkaan.
Ia meminta Pertamina untuk melihat di mana adanya kendala distribusi yang menyebabkan kelangkaan.
"Dalam hal ini apakah terjadi di agen, di pangkalan, atau justru di pengecer," kata Eddy kepada Tribunnews, Rabu (26/7/2023).
Anggota dari fraksi partai PAN itu tak ingin kejadian pengecer menahan barang dan menaikkan harga kembali terulang. Maka dari itu, ia meminta agar operasi pasar segera dilakukan.
"Operasi pasar untuk melihat dan menindaklanjuti langsung daerah-daerah yang terindikasi adanya kelangkaan di pasar," tuturnya.
Eddy kemudian mengatakan bagaimana saat melakukan kunjungan ke Makassar, Gowa, dan Maros pekan lalu, ia mendapat keluhan dari masyarakat soal kelangkaan gas LPG 3 kg.
"Saya melihat adanya keluhan dari pelanggan, dari masyarakat, tentang adanya kelangkaan LPG 3 kg. Kalaupun ada, harganya sangat mahal, sudah mencapai Rp35.000," kata Eddy.