Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mengungkapkan, pangsa pasar ekonomi digital ASEAN bakal naik menjadi 330 miliar dolar Amerika Serikat (AS) di tahun 2025.
Teten bilang, hal itu juga didorong oleh potensi pasar di ASEAN yang dinilai sangat besar. Terlebih, jumlah penduduknya sekitar 679 juta atau setara 8 persen penduduk dunia.
"Pangsa pasar ekonomi digital ASEAN pada tahun 2022 mencapai 200 miliar dolar AS, naik menjadi 330 miliar dolar AS pada tahun 2025 nanti. Dan diproyeksikan mencapai 1 triliun dolar AS pada tahun 2030," kata Teten saat membuka ASEAN Weekend Market di Gedung Serbaguna Seyanan, Jumat (1/9/2023).
Baca juga: Ubah Kelapa Jadi Produk Bernilai Tambah, Pelaku UMKM Bali Kini Jadi Eksportir VCO
"Karena itu, mendorong platform bersama ASEAN menjadi sebuah kebutuhan menuju ekonomi ASEAN lebih inklusif dan berkelanjutan ke depan," imbuhnya.
Teten mengatakan, pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi regional ASEAN mencapai 5,6 persen dan jumlah ini berada di atas rata-rata nilai pertumbuhan ekonomi dunia yaitu 3,1 persen.
"Salah satu juaranya termasuk Indonesia dalam 7 triwulan Indonesia terus tumbuh diatas 5 persen dan ini luar biasa, jadi kalau di G20 ASEAN Indonesia itu bersama India, China bisa tumbuh di atas 5,2 persen," tuturnya.
Dikatakan Teten, ASEAN sendiri bukan hanya kaya dengan produk-produk berbasis kreatifitas fashion, kuliner, craft. Namun juga ASEAN unggul untuk produk pangan dunia, pertanian dan perikanan.
Hal itu dilihat berdasarkan catatan pada tahun 2019, produk di sektor perikanan ASEAN menyumbangkan 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia. Teten bilang, jumlah ino diprediksi akan meningkat lebih dari 5 persen pada tahun 2025.
Bahkan, Teten menyampaikan tidak hanya perikanan, ASEAN juga menjadi sentra produksi buah-buah tropis dan pertanian.
Baca juga: Kapan Wali Kota Bima Dipanggil dan Diperiksa terkait Dugaan Korupsi & Gratifikasi? Ini Jawaban KPK
"Nanas misalnya sekitar 27 persen, produksi nanas dunia bersumber dari negara-negara di ASEAN. Filipina 2,7 juta ton, Indonesia 2,4 juta ton dan Thailand 1,5 juta ton dan ini semua melibatkan para pelaku UMK," tegas Teten.
"Di sinilah peran ASEAN menjadi strategis sebagai platform bersama untuk memperkuat ekosistem inter dan antar UMKM koperasi di ASEAN. Belum kita bicara soal kopi, Indonesia pemain nomor 3 dunia, kalau kita gabung dengan Vietnam kita bisa jadi nomor 2 dunia," sambungnya.