Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong adanya penambahan jumlah penerbangan langsung ke Indonesia, untuk mendongkrak kinerja pariwisata nasional.
Hal ini ia ungkapkannya dalam sela-sela acara KTT ASEAN 2023 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Rabu, (6/9/2023).
Sejauh ini jumlah penerbangan langsung ke Indonesia sudah cukup banyak, khususnya Jakarta dan Bali.
Baca juga: Gairahkan Industri Pariwisata, 21 Maskapai Tampil di Astindo Travel Fair Ke-15
Namun, Sandi mendorong adanya penerbangan langsung ke kota lain, contohnya seperti Yogyakarta dan lokasi destinasi pariwisata super prioritas.
"Saya mengundang penerbangan langsung ke Indonesia pusat dari ASEAN Jakarta dan Bali, tapi (seharusnya) destinasi lain seperti yogyakarta. Ini sangat diminati berbagai negara," ucap Sandi di JCC.
Ia melanjutkan, sejumlah negara ASEAN yang telah menyatakan minat untuk mengupayakan penerbangan langsung ke Indonesia yakni seperti Kamboja dan Laos.
Sementara untuk negara non-ASEAN adalah Uni Emirat Arab hingga Korea Selatan.
"Dengan Laos Kamboja untuk meningkatkan jumlah penerbangan langsung ke indonesia. Ada minat juga dari UAE yang akan tambah penerbangan melalui maskapai emirates, dan juga maskapai baru Al Aarabian," papar Sandi.
"Korea juga menyampaikan keinginan untuk menambah jumlah penerbangan ke Indonesia," bebernya.
Sandi mengungkapkan, kawasan ASEAN punya modal cukup untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.
Diketahui, Produk domestik bruto (PDB) kolektif ASEAN pada 2021 mencapai 3,3 triliun dolar AS.
Baca juga: Gairahkan Industri Pariwisata, 21 Maskapai Tampil di Astindo Travel Fair Ke-15
Angka sebesar itu menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 660 juta jiwa, ASEAN berpotensi besar menjadi mitra kerja sama.
Untuk itu, forum regional KTT ke-43 ASEAN menjadi peluang penting bagi negara-negara anggota perhimpunan dan mitra, untuk bersatu dan memetakan arah kerja sama dan pertumbuhan inklusif di masa depan.
"Kesepakatan yang dihasilkan adalah kesepakatan yang akan memastikan sentralitas ASEAN dan juga poin terpenting dari ASEAN di dalam transformasi dunia yang penuh tantangan," pungkasnya.