Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat investasi sektor hulu migas di Indonesia mengalami tren positif.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, realisasi investasi sektor hulu migas tembus 12,3 miliar dolar AS pada 2022, atau naik 13 persen.
Sementara tahun ini, investasi di hulu migas ditargetkan mencapai 15,5 miliar dolar AS atau lebih tinggi 26 persen dibanding realisasi 2022.
Baca juga: Investasi Hulu Migas RI Tembus Rp85 Triliun di Semester I 2023, Tumbuh di Atas Rata-rata Dunia
Target tersebut juga tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global yang sebesar 6,5 persen.
Meski iklim investasi terus membaik, lanjut Nanang, Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik investor.
“Hingga 2030 secara rata-rata dibutuhkan investasi sebesar 18 miliar dolar AS per tahun. Realisasi investasi dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang terus meningkatkan menunjukkan, saat ini iklim investasi hulu mgias di Idnonesia terus membaik," ucap Nanang di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
"Namun harus terus diperbaiki dan ditingkatkan karena saat ini Indonesia masih menempati peringkat 9 dari 14 negara di Asia Pasifik dari segi daya tarik investasi,” sambungnya.
Nanang juga mengatakan, Indonesia telah pulih dari pandemi dengan pertumbuhan ekonomi akan berada diatas 5 persen.
Untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, ini membutuhkan ketersediaan dan keterjangkauan energi dalam rangka mencapai target Indonesia Maju di 2045.
Berdasarkan kacamatanya, kebutuhan minyak dan gas hingga 2050 secara prosentase akan turun, tetapi secara volume terus meningkat dan tentu butuh waktu untuk dapat menggantikannya.
Baca juga: Sektor Migas dan Pengguna Diminta Saling Jaga Kelangsungan Bisnis
Salah satu upaya mendongkrak investasi hulu migas di Tanah Air, SKK Migas
kembali menggelar The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG).
Perhelatan ke-4 yang akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada 20-22 September 2023 ini diharapkan bisa ikut mendorong peningkatan investasi di sektor hulu migas serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Mengusung tema “Advancing Energy Security through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development”, penyelenggaraan ICIOG 2023 tidak hanya menyoroti isu-isu seputar kegiatan usaha hulu migas.
Konvensi bertaraf internasional ini juga berupaya mencari solusi terkait pelaksanaan kegiatan operasi yang rendah karbon sehingga industri hulu migas bisa turut berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission di Indonesia.
Solusi tersebut diharapkan bisa sejalan dengan upaya meningkatkan produksi migas nasional demi tercapainya target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD).
“Pembangunan ekonomi yang terus tumbuh membutuhkan ketersediaan energi, termasuk minyak dan gas," papar Nanang.
"Tidak hanya kecukupan, tetapi juga keterjangkauan sehingga produksi migas nasional harus terus ditingkatkan," pungkasnya.