"Selama ini apotek order pembelian obat dengan download file pdf diisi kemudian dikirim via email ke distributor. Akibatnya apotek harus bekerja sama dengan ratusan distributor obat berbeda untuk bisa memenuhi stok obat di apoteknya hingga 500 sampai 700 SKU," jelasnya.
Produk Pareto, Maksimal Dikirim 24 Jam
Tentang 7.000 produk farmasi yang bisa dipesan via platform digital Vmedis dan Tetama, Ahmad Siddiq mengatakan, jumlah tersebut terdiri dari produk-produk pareto yang selama ini banyak dibutuhkan apotek di Indonesia.
Namun fatanya, produk obat yang disediakan per apotek rata-rata hanya 500 sampai 700 jenis. Karena itu, pilihan 7.000 obat yang tersedia di platformnya jauh mencukupi dari kebutuhan apotek pada umunya.
Soal lama pengiriman obat yang diorder via online oleh apotek ke platformnya, Ahmad Siddiq mengatakan, pengiriman maksimal 24 jam sejak pesanan diterima untuk antaran ke lokasi apotek di area Jabodetabek.
"Kita menggunakan armada distribusi milik sendiri sehingga bisa kirim ke berbagai kota," ungkapnya.
Pihaknya juga menyediakan fasilitas pembiayaan pembelian obat ke apotek agar PO obat ke PBF bisa lebih mudah dan bisa belanja stok obat lebih banyak.
Ahmad Siddiq menambahkan, sebagai PBF online, Tetama saat ini sudah bekerja sama dengan 180 prinsipal farmasi di Indonesia.
"Di Indonesia total terdapat 408 manufaktur obat tapi yang aktif berproduksi hanya sekitar 250 perusahaan. Hampir semua mitra prinsipal kita memberikan diskon harga obat sehingga membuat produk obat yang kita pasarkan, harga jualnya jadi lebih kompetitif," ungkapnya.
Saat ini, Tetama telah mengantongi sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), Cold-Chain Product (CCP), BPOM, Alat Kesehatan, dan obat lainnya demi menjaga kualitas produk yang optimal selama proses distribusi.
Jaminan stok lengkap diberikan oleh Tetama, mulai dari obat resep (Ethical), obat yang dijual bebas (OTC), suplemen, vaksin, produk kecantikan, hingga FMCG.
Natali Ardianto, Co-founder Tetama mengatakan, jaringan apotek yang sudah bekerja sama dengan platformnya tersebar di banyak kota termasuk di Pulau Jawa.
Saat ini di Indonesia terdapat 30 ribu apotek dengan 1000 sampai 1500 apotek baru yang berdiri setiap tahun. Tetama dan Vmedis menargetkan 10.000 apotek bergabung ke platform mereka dalam 5 sampai 7 tahun ke depan.
Saat ini sudah ada 3000 apotek dan toko obat yang sudah bergabung ke platform mereka. "Kami memiliki sistem yang bisa mengikat apotek untuk terus memanfaatkan platform kami. Kami bisa bekerjasama dengan semua apotek termasuk apotek berjaringan dan apotek yang baru buka," ungkap Ahmad Siddiq.