Menurut data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 24,4 persen.
Angka ini masih di atas target yang ditetapkan oleh Sustainable Development Goals (SDGs) sebesar 14 persen pada tahun 2030.
UNDP melaporkan bahwa potensi kekayaan laut Indonesia mencapai 2,5 triliun dolar per tahun, sementara baru dieksplorasi sekitar 7 persen.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan konsumsi ikan nasional mencapai 62,05 kg per kapita pada tahun 2024.
"Kami berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan konsumsi ikan. Kami siap menyediakan ikan segar dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk untuk program bantuan pangan stunting," tutur Fajar.
Fajar menambahkan, ketersediaan dan pasokan ikan dalam program bantuan pangan stunting dapat didiskusikan kembali.
Ikan tidak harus dibuat dalam bentuk beku, tetapi juga bisa dikemas tanpa bahan pengawet dengan dikalengkan dan divakum.
Dalam bentuk kemasan tersebut, ikan bisa bertahan cukup lama dan harganya juga lebih terjangkau.
"Kami yakin bahwa potensi ikan sebagai sumber nutrisi dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi stunting di Indonesia. Kami siap untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan hal tersebut secara maksimal," tutur Fajar.