Berlokasi di sebelah kiri pintu masuk utama pasar, lapak Sumiyati kerap disambangi wisatawan.
"Banyak pengunjung dari luar kota yang bayar pakai QRIS, tinggal klik langsung masuk ke rekening saya," ujarnya.
Hampir setiap hari ia mendapat pembeli yang membayar dengan QRIS.
"Rata-rata 10 transaksi ya, tapi kalau pas libur bisa 20 kali," ujarnya.
Ia juga mengatakan sistem pembayaran QRIS tidak hanya dilakukan kaum muda.
"Yang umur 20-an ada, sampai umur 50-an juga ada, sudah canggih sekarang," ungkapnya.
Beli Dawet Juga Bisa Pakai QRIS
Untuk diketahui, Pasar Gede juga terkenal dengan ragam kuliner legendaris khas Solo.
BRI Fasilitasi Pedagang Pasar Gede Solo dengan QRIS, Beli Dawet hingga Rengginang Kini Bisa Nontunai
BRI Rangkul Pedagang Pasar Gede Gunakan Pembayaran Nontunai, Jajan Dawet hingga Sayuran Tinggal Scan
Seperti contohnya es dawet telasih Bu Dermi, yang sudah ada sejak tahun 1930-an.
Usaha es dawet Bu Dermi saat ini dikelola oleh Ruth Tulus Subekti, generasi ketiga atau cucu sang perintis.
Semangkuk es dawet Bu Dermi berisikan cendol, selasih, ketan hitam, dan jenang sumsum.
Es dawet Bu Dermi dibanderol Rp 12.000 per porsi dan bisa dibayar menggunakan QRIS.
"Biasanya pengunjung dari luar kota atau anak muda membayar dengan QRIS itu," ungkapnya.
Tanggapan Pengunjung