Sementara, menurut dia, saham farmasi yang sedang melejit saat ini seperti KAEF, IRRA, dan PEHA kenaikan harga sahamnya hanya bersifat sementara.
"Jadi saham-saham tersebut hanya memanfaatkan euforia terkait dengan kenaikan kasus lonjakan Covid-19 yang terjadi saat ini. Tapi kalau untuk kinerja fundamental nya menurut saya belum mendukung," kata Nafan.
Oleh sebab itu, Nafan tidak merekomendasikan saham farmasi lainnya untuk dibeli selain KLBF.
Ia menilai, KLBF satu-satunya saham farmasi yang fundamentalnya termasuk paling stabil diantara saham farmasi lainya.
"Jadi hanya KLBF saja yang menarik, dan yang lainnya saya tidak bisa berikan rekomendasi," tandas Nafan.
Bersifat Sementara
Shin mengatakan, kenaikan harga saham sektor farmasi bisa bersifat sementara jika angka Covid-19 sudah mulai turun kembali.
Shin menilai, kenaikan saham emiten farmasi hanya sentimen jangka menengah hingga pendek karena kondisi saat ini diperkirakan berbeda dengan kasus Covid-19 pertama kali di tahun 2019.
Saat ini, tingkat kekebalan dari vaksinasi lebih tinggi dari sebelumnya.
PT Sinarmas Sekuritas juga mengatakan bahwa emiten farmasi akan diuntungkan dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Namun, keuntungan tersebut diprediksi hanya terjadi dalam jangka pendek.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mengatakan, kasus Covid-19 mulai menyebar kembali di kalangan masyarakat Indonesia. Namun demikian, tingkat kepedulian masyarakat akan kesehatan mulai membaik.
Baca juga: PAPDI Ingatkan Lansia dan Kelompok Komorbid Untuk Booster Covid-19
"Covid-19 terjadi di kita dan puncaknya itu akan terjadi saat Natal dan Tahun Baru. Dan karena ada jeda waktu untuk infeksi, maka puncak Covid-19 diprediksi terjadi di kisaran Januari 2024 nanti,” kata Ike.
Dengan demikian, menurut dia sektor kesehatan akan mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan dengan adanya sentimen kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.
"Saat ini sektor kesehatan mengalami berkah positif. KAEF dan IRRA naik ngegas. Tapi semoga kasus Covid-19 ini tidak berlangsung lama, sehingga dampak ke sektor kesehatan hanya momentum sementara saja," kata dia.
Meski demikian, dia menyebutkan bahwa terdapat faktor yang perlu diperhatikan investor dari emiten sektor kesehatan, yaitu, tingkat nilai tukar rupiah, pemberian vaksinasi booster untuk mengantisipasi lonjakan Covid, dan masyarakat yang telah belajar bagaimana cara untuk mengantisipasi gejala Covid-19 tersebut.