Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan, di mana dalam sehari dilaporakan ada 200 kasus terdeteksi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementrian Kesehatan RI dr. Imran Pambudi MPHM, mengatakan, secara nasional dalam sehari 243 kasus baru.
Meski demikian, varian JN.1 yang memicu lonjakan kasus di beberapa negara termasuk Indonesia tidaklah ganas.
Varian ini masih termasuk varian Omicron sehingga cepat menular namun memiliki fatalitas rendah.
"Sifatnya tidak ganas. Ada meninggal karena pasiennya komorbid. Yang banyak muncul itu JN.1 varian Omicron. Varian ini sifatnya lebih cepat menular tapi fatalitasnya rendah," tutur dr Imran di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Adapun total kematian kasus Covid-19 sejak akhir November hingga saat ini tercatat 13 kasus, dimana pada 18 Desember tercatat ada dua kematian akibat Covid-19.
“Pada dua orang ini ditemukan adanya kondisi komorbid. Rata-rata kasus Covid-19 ditemukan secara tidak sengaja. Mereka hendak menjalani tindakan medis lalu tes, ternyata ditemukan Covid,” ungkap dia.
Kemenkes pun tetap meningkatkan agar masyarakat perlu waspada, terlebih selama liburan Nataru.
Baca juga: Seorang Warga Cianjur Positif Covid-19: Sedang Isolasi Mandiri di Rumah
Protokol kesehatan yang dulu digencarkan seperti mencuci tangan dengan sabun dan melakukan etika bersin yang baik, tetap perlu dilanjutkan.
“Kalau sakit sebaiknya jangan bepergian. Bila tetap pergi, pakailah masker. Sebisa mungkin jangan menyebarkan penyakit ke orang lain,” ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu menyatakan, umumnya varian JN.1 ditemukan di wilayah DKI Jakarta.
Sejauh ini, belum ada laporan bahwa kasus kematian Covid-19 karena varian tersebut.
"Bukan yang meninggal di RSPI. Hasil WGS tidak ada yang JN.1," kata dia kepada wartawan.