Asmono Wikan, Ketua Komisi Informasi dan Komunikasi Dewan Pers yang menjadi salah satu panelis juri Kompetisi Penulisan AMTI, menyampaikan harapannya agar tulisan-tulisan peserta kompetisi ini dapat menghadirkan pendekatan baru dalam menyajikan keadaan industri SKT.
Menurutnya, pendekatan humanis yang diangkat dalam tulisan-tulisan tersebut akan memberikan gambaran konkret tentang keberadaan industri padat karya ini dan dampaknya yang signifikan terhadap orang-orang yang terlibat di dalamnya.
“Kita bisa lihat ekosistem pertembakauan ini luas, mulai dari petani, termasuk di dalamnya pekerja SKT. Semoga ke depannya regulasi yang lahir dapat mengakomodir kepentingan seluruh stakeholder,” tambahnya.
Baca juga: Eksistensi Sigaret Kretek Tangan Tak Lekang Oleh Zaman
Kompetisi Penulisan AMTI kali ini mengangkat tema “Kontribusi Segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) bagi Perekonomian Nasional dan Daerah”.
Secara total, AMTI menerima sekitar 100 tulisan yang dikirimkan oleh jurnalis dan kalangan umum.
Tulisan-tulisan tersebut mengangkat berbagai sudut berbeda tentang realitas industri SKT di Indonesia.
Sebagai contoh adalah fakta industri SKT yang tidak hanya memberdayakan perempuan, tetapi juga memberi ruang bagi penyandang disabilitas untuk bekerja.
Ada juga sejumlah tulisan yang membahas upah pekerja SKT yang lebih tinggi dibandingkan upah minimum kabupaten/kota lokasi tempat kerja mereka.
Kesejahteraan keluarga para pekerja yang meningkat berkat mata pencaharian mereka di industri SKT adalah topik lain yang banyak diangkat oleh peserta kompetisi.
Beberapa di antaranya menceritakan pekerja yang berhasil menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang pendidikan tinggi, termasuk hingga ke luar negeri.
Panelis juri yang terdiri dari I Ketut Budhyman, Asmono Wikan, dan Rahayuningsih selaku Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia telah memutuskan masing-masing tiga pemenang untuk tiap kategori, yaitu jurnalis dan umum, serta sejumlah nominasi terbaik.
(*)