Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), asosiasi yang mewadahi perusahan-perusahaan yang bergerak di bisnis penjualan langsung (direct selling) ke konsumen di Indonesia meminta Pemerintah memperlonggar regulasi tentang direct selling untuk lebih menggairahkan indusri ini di Tanah Air.
APLI meminta Pemerintah mengizinkan agar anggota APLI dan pelaku bisnis direct selling memasarkan produk mereka di platform marketplace.
Langkah seperti ini sudah dilakukan Pemerintah Malaysia dan membuat bisnis direct selling di negeri jiran tersebut berkembang sangat pesat dan memberi kontribusi besar bagi industr direct selling di dunia.
Baca juga: Hadiri APLI Convention 2021, Bamsoet Dorong APLI Tingkatkan Perekonomian Nasional
"Marketplace merupakan partner kita. Member kami mengeluh harga tidak terkontrol, terjadi banting harga. Kita ingin setiap perusahaan bisa bersaing secara fair. APLI berperan meningkatkan industri direct selling di Indonesia," ujar Tjia Afianto, Wakil Ketua Umum APLI Bidang Urusan Internal di acara konferensi pers APLI Award 2023 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu, 13 Januari 2024.
Dia menambahkan, APLI ingin agar industri direct selling di Indonesia bisa makin berkembang, "Agar memberi kontribusi pajak dan membantu menciptakan lapangan kerja," ungkapnya.
Andam Dewi, Wakil Ketua Umum APLI Urusan Industri & Eksternal membenarkan, beberapa negara telah mengizinkan produk produk penjualan langsung di platform.marketplace seperti dilakukan di Malaysia.
"Sementara di China, Brasil dan Thailand mereka bisa menjual langsung melalui platform digital marketing," ungkapnya.
Petrus Irianto Herwono, Wakil Ketua Umum APLI Urusan Pemerintah mengatakan, Malaysia saat ini berada di ranking 6 top direct selling di dunia, Indonesia masih berada di peringkat 22. "Dengan penduduk yang besar, prospek bisnis direct selling di Indonesia masih sangat besar," kata dia.
"Industri penjualan langsung memiliki prospek bagus di Indonesia saat ini dan ke depannya. Tapi kita akui, sejak pasca pandemi ini laju bisnis direct selling belum kembali kencang seperti masa sebelum pandemi," kata Andam Dewi.
Karena itu, agar bisnis ini bisa terus beradaptasi dengan kebutuhan pasar, adopsi digital oleh para pelaku industri direct selling menjadi sangat penting.
"Digitalisasi itu penting, maka itu kami ingin selaraskan support teknologi digital tersebut ke bisnis ini. Pasar Asia Pasifik berkontribusi 41 persen terhadap bisnis direct selling di dunia, terbesar ditopang dari Malaysia," ungkapnya.
"Saat ini hampir semua bisnis di dunia gunakan transaksi elektronik. Untuk itu industri penjualan langsung harus bertransformasi agar bisa mempertahankan reputasi dan menjaga keberlangsungan bisnis," lanjut Andam Dewi.
Terkait penyelenggaraan APLI Award 2023, Sekjen APLI Ina Rachman mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan konvensi tahunan APLI yang diselenggarakan sejak 2020 untuk memberikan apresiasi kepada para individu yang tergabung di APLI dan sukses membangun bisnis direct selling