Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CAIRO – Perekonomian Mesir akan terdampak langsung oleh berlanjutnya perang antara militan Hamas melawan Israel di Gaza.
Pendapatan utama Mesir dari pengenaan biaya melintas terhadap kapal-kapal barang yang menggunakan Terusan Suez diprediksi akan merosot karena terimbas merosotnya kapal niaga antar negara yang melintas Laut Merah karena dihantui serangan militan Houthi pro Palestina.
“Perkembangan selama sebulan terakhir telah menyebabkan negara ini terkena dampak keras dari berbagai sudut dan langsung terhadap penghasil pendapatan utamanya,” tulis Pieter du Preez dari Oxford Economics dalam sebuah catatan.
Pendapatan Mesir dari Terusan Suez turun 40 persen setelah pemberontak Houthi yang didukung Iran melakukan serangkaian serangan terhadap kapal-kapal kargo di Laut Merah.
Bulan lalu, bank sentral Inggris memperkirakan perekonomian Mesir melambat menjadi 2,9 persen pada kuartal II tahun 2023 dari 3,9 persen pada kuartal I.
“Pertumbuhan PDB riil Mesir diperkirakan akan semakin melambat selama tahun fiskal 2023/24 sebelum meningkat secara bertahap setelahnya,” kata Komite Kebijakan Moneter bank tersebut dalam pernyataannya pada tanggal 21 Desember 2023.
Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Bikin Pendapatan Mesir dari Terusan Suez Ambles 40 Persen
Bank sentral Inggris juga telah mempertahankan pound pada 30,85 terhadap dolar sejak Maret 2023 setelah membiarkannya turun hampir 50 persen terhadap dolar pada tahun sebelumnya.
Di pasar gelap, nilai tukar pound telah jatuh menjadi sekitar 61 terhadap dolar dari 39 sebelum serangan Israel terhadap Hamas di Gaza yang dimulai pada Oktober tahun lalu.
Baca juga: Takut Jadi Korban Houthi di Laut Merah, 3 Raksasa Pelayaran Jepang Pilih Putar Balik Cari Rute Baru
Meski begitu, perekonomian Mesir diprediksi akan naik menjadi 4,15 persen pada tahun fiskal 2024/25 meskipun angka ini lebih rendah dari perkiraan para analis sebesar 4,50 persen tiga bulan lalu.