TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PLTU Bengkayang, Kalimantan Barat, pada saat ini telah menerapkan cofiring biomass dari pelet tandan kosong (Tangkos) kelapa sawit sebesar 5 persen sebagai bahan bakar pengganti batubara.

Pemanfaatan tangkos kelapa sawit ini sebagai upaya membantu Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission di 2060, dan salah satu green booster dalam program akselerasi peningkatan bauran energi terbarukan Tanah Air.

Tercatat, PLTU Bengkayang bebas gangguan baik turun beban maupun trip selama 152 hari sepanjang Tahun 2023, sehingga meraih Penghargaan Foder Free (Force Outage Derating Free).

Baca juga: Kejar Target 23 Persen di 2025, PLTU Adipala Gunakan Limbah Kayu dan Uang Kertas Sebagai Bahan Bakar

Manager PLN IP PLTU Bengkayang Slamet Muji Raharjo mengungkapkan, penghargaan Performa Pembangkit Terbaik ini tak lepas dari program strategis yang diterapkan di PLTU Bengkayang, di antaranya adalah Realibility Excelence, Efficiency Optimization, Green Energy & Environment,_ Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) serta aspek Safety.

“keberhasilan PLTU Bengkayang ini tak lepas dari sinergi, usaha, kerja keras dan perjuangan dari Insan PLN IP PLTU Bengkayang dalam menjalankan tugasnya dan terimplementasikannya program-program strategis," ujar Slamet ditulis Selasa (13//2/2024).

Saat ini PLTU Bengkayang 2x50 Megawatt melistriki Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat dengan masuk ke Sistem Khatulistiwa melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150KV.

Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan seluruh pencapaian yang diraih PLN tak lepas dari komitmen kuat diiringi dengan kerja keras dari seluruh Insan PLN yang mampu beranjak dari masa lampau.

Baca juga: PLN Pastikan Sistem Kelistrikan Periode Pemilu Dalam Kondisi Prima

"PLN kini ini mampu membukukan laba tertinggi dalam sejarah selama 3 tahun berturut-turut, digitalisasi dan transformasi yang dijalankan menjadikan perusahaan lebih lincah serta mampu bergerak cepat dan dinamis dalam menjawab segala tantangan," ujar Darmawan.