Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PT Chandra Asri Pacific Tbk melebarkan bisnisnya ke sektor infrastruktur, yang dikelola anak usahanya Chandra Daya Investasi (CDI).
Selain itu, Chandra Asri Group juga menjelajah ke bisnis energi yang berada di bawah manajemen anak usaha lainnya, yakni Krakatau Daya Listrik (KDL). Lalu, bisnis air ditangani oleh Krakatau Tirta Industri dan bisnis jetty and tank akan dikelola Redeco Petrolin Utama.
Direktur Legal, Hubungan Eksternal dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Riva'i, mengatakan tujuan transformasi bisnis utamanya ialah mendiversifikasikan usaha.
Baca juga: Chandra Asri Siapkan Belanja Modal 400 Juta Dolar AS di 2024
"Agar tidak bergantung pada petrokimia saja, tetapi juga mengutilisasi aset yang sudah ada yaitu jetty and tank dan pelabuhan. Itu akan berubah dari memenuhi kepentingan tersendiri dan kedepan akan menjadi kepentingan umum, sehingga dapat melayani pihak ketiga," jelas Edi dalam Workshop Hilirisasi pada Sektor Industri Kimia dan Peran Sektor Infrastruktur yang digelar Chandra Asri di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/2/2024).
Selanjutnya, perseroan juga berupaya mendukung keberlanjutan bisnis utamanya, yakni sektor petrokimia.
"Kebutuhan utamanya dalam mendukung keberlanjutan utilitas industri seperti air dan listrik. Kita lihat memang pertumbuhan air dan listrik ini terus menerus meningkat. Jadi tentu harus melebarkan sayap," imbuh Edi.
Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Korporat Chandra Asri Group Suryandi, menyebut dengan transformasi ke infrastruktur, Chandra Asri berupaya mengoptimalkan pemanfaatan aset.
"Aset itu ada di Chandra Asri dan sekarang itu menjadi suatu lini bisnis sendiri yang mempunyai revenue sendiri nantinya dan mempunyai dinamikanya sendiri. Tentu saja bottom line-nya lebih stabil dibanding industri petrokimia. Secara konsolidasi, ini tentu memperkuat bottom line dari Candra Asri," terang Suryandi.