News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Beras Melonjak

Harga Beras yang Mahal Diprediksi Kembali Normal di Akhir Maret, Mendag Gembira Sudah Turun Rp1.000

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang beras eceran di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (11/2/2024).

Menurut Zulhas, sapaan akrabnya, harga gabah sekarang mahal dan diperebutkan. Ia mengatakan, harga gabah saat ini dibanderol di antara Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun menyebut anggota DPR yang mengatakan gabah dibanderol dengan harga rendah itu keliru.

"Alhamdulillah tadi kita lihat [harga] beras sudah mulai turun, sesuai dengan apa yang saya sampaikan beberapa waktu lalu, termasuk rapat dengan DPR," katanya.

"Kalau DPR mengatakan gabah itu murah, DPR-nya keliru. Karena gabah sekarang jadi rebutan dan mahal. Ada yang Rp 7 ribu, Rp 8 ribu," lanjutnya.

Jadi, Zulhas menyimpulkan bahwa saat ini tidak ada petani yang mengeluh karena harga gabah murah.

Adapun soal harga gabah murah ini Mufti lontarkan pada saat rapat kerja Komisi VI DPR RI bersama Menteri Perdagangan, Direktur Utama Perum Bulog, Direktur Utama ID Food, dan Direktur Utama PTPN III beberapa waktu lalu.

Kepada Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, politikus PDIP itu menuding Bayu telah berbohong karena menyebut harga gabah saat Rp 7 ribu.

"Kemudian yang kedua untuk Bulog. Bapak menyampaikan bahwa gabah di petani Rp 7 ribu. Bapak bohong. Bapak tau yang viral di media sosial? Bapak punya TikTok tidak? Punya Facebook tidak? Rakyat kita menjerit, Pak. Mereka bilang bahwa, 'Harga beras mahal di toko-toko, di pasar-pasar, tapi gabah kami dibeli Rp 5 ribu'. Apa gunanya Bulog? Malu kami di DPR ini, Pak. Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk rakyat," ujar Mufti.

Jokowi Dilema

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah terus berupaya menjaga keseimbangan harga beras.

Pasalnya kata Presiden pemerintah menghadapi dilema dalam menjaga keseimbangan harga beras, di mana petani menginginkan harga tinggi untuk keuntungan lebih, sementara konsumen, membutuhkan harga yang murah atau terjangkau.

Hal itu disampaikan Presiden saat menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Kompleks Pergudangan Bulog Bakaran Batu, Labuhanbatu, Sumatra Utara, pada Jumat, (15/3/2024).

“Kita ini sulit, kalau harga beras turun, saya dimarahi petani, tapi kalau beras naik, saya dimarahi ibu-ibu,” ujar Presiden.

Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa urusan pemerintah dalam mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang mencapai 270 juta orang bukanlah hal yang mudah. Ia menyebut adanya tantangan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan tahunan sebanyak 31 juta ton, antara lain kondisi iklim.

"Tapi kalau produksi petani dari petani banyak ya kita tenang. Tapi begitu kayak kemarin, musim keringnya panjang, ini nanti pasti nanamnya mundur atau basahnya terlalu, hujannya terlalu lebat, ada yang kena banjir," ungkap Presiden.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini