Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Modena Group, yang selama ini dikenal sebagai industri home appliances di Indonesia, kini turut mendorong pemanfaatkan energi terbarukan melalui energi surya.
Lini bisnis baru Modena Group ini resmi diumumkan beroperasi di Indonesia lewat prosesi peresmian di Jakarta, Senin, 22 April 2024.
Bisnis Modena Energy selain fokus pada penggunaan rumah tangga, juga di penyediaan solusi kebutuhan komersial dengan Solar Pad System yang tersedia mulai dari 1100 watt peak untuk residensial dan 300 kWp untuk komersial.
Baca juga: Peran Dirut PT BUP Yusrizki dalam Kasus Korupsi Proyek BTS Kominfo, Penyedia Panel Surya
Teknologi yang ditawarkannya juga memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk mengadopsi teknologi ramah lingkungan seperti Solar Pad dan Power Pad dalam operasional mereka, baik di pabrik, kantor, maupun fasilitas lainnya.
Gian N Pratama, Vice President Modena Energy mengatakan, Modena Energy hadir sebagai bagian dari komitmen Modena Group untuk mendukung energi keberlanjutan, yang menurutnya menjadi salah satu pilar nilai perusahaan.
"Kami percaya, tanggung jawab untuk menjaga lingkungan adalah salah satu tujuan dari bisnis kami," ujarnya.
Dia menambahkan, upaya ini juga sekaligus langkah untuk mengurangi jejak karbon dan peningkatan efisiensi energi di seluruh operasi perusahaan.
"Hadirnya Modena Energy juga melengkapi keseluruhan home ecosystem yang dimiliki Modena sebagai produk teknologi energi yang ramah lingkungan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Menyikapi target besar pemerintah Indonesia untuk pemanfaatan energi surya, yang ditetapkan mencapai 4,680 MW pada tahun 2030, Gian menjelaskan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam mendorong adopsi energi terbarukan di Indonesia.
Melalui produk Solar dan Baterai, perusahannya berusaha membentuk lanskap energi yang lebih berkelanjutan.
"Potensi energi surya di Indonesia menurut Kementerian ESDM mencapai 3400 GW, tetapi berdasarkan kajian IESR, potensinya 2 kali lebih besar dari pada itu. Energi Surya dapat menjadi tulang punggung transisi energi di Indonesia karena teknologinya yang modular, dapat diaplikasikan di berbagai permukaan, pembangunannya cepat, dan harga listrik yang sangat kompetitif dan terus turun," kata Fabby Tumiwa, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI).
Baca juga: Menko Luhut Dorong Pengembangan Industri Panel Surya di Dalam Negeri
"Pemerintah harus mengoptimalkan potensi ini dengan cara melibatkan partisipasi masyarakat/konsumen listrik untuk memasang PLTS, khususnya PLTS Atap," lanjutnya.
Gian menambahkan, dengan adanya kesenjangan yang cukup timpang antara potensi yang besar dari
energi surya dan pemanfaatannya yang masih terbatas, pihaknya bertekad menjadi pionir dalam mempercepat adopsi energi terbarukan di Indonesia.
"Kami yakin melalui upaya kolektif, kami dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam menjaga lingkungan dan mendorong kemajuan menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi generasi mendatang," ujarnya.
“Dengan menyediakan akses terhadap solusi energi terbarukan yang efisien, kami berupaya mempercepat adopsi energi hijau dalam berbagai sektor industri, serta memberikan kontribusi positif bagi upaya perlindungan lingkungan dan pembangunan masa depan yang lebih berkelanjutan," ujar Gian.