TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PLN Indonesia Power (PLN IP) melakukan transformasi 2.0 untuk mendukung akselerasi menuju perusahaan berskala global, dengan mengoptimalkan beragam asetnya dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan Transformasi PLN menjadi landasan aksi korporasi kedepannya, salah satunya dengan membentuk Subholding Generation Company PLN Indonesia Power, dengan status yang disandangnya maka PLN Indonesia Power harus mengembangkan asetnya.
Baca juga: PLN IP Kantongi Penghargaan dari World Safety Organization
"Kami sekarang memiliki aset dan harus mengembangkan aset tersebut terutama pengembangan pembangkit-pembangkit," kata Edwin ditulis Senin (10/6/2024).
Edwin melajutkan PLN telah mengubah visi yang sebelumnya menjadi perusahaan terbesar se-Asia Tenggara kini menargetkan masuk dalam Top Fortune Global 500.
"PLN Indonesia Power akan mendukung visi PLN untuk mencapai Top Fortune Global 500, untuk menuju kesana bagaimana menambah revenue tetapi cost harus ditekan," tutur Edwin.
Baca juga: Jalankan Pembangunan Berkelanjutan, PLN IP Kantongi Dua Platinum pada ICA dan ISDA 2023
Menurut Edwin, PLN Indonesia Power pun telah menghadapi tantangan transisi energi dalam mencapai target Net Zero Emission pada 2060 dengan mengoptimalkan pembangkit berbasis energi baru terbarukan EBT.
Untuk mencapainya korporasi melakukan berbagai terobosan, salah satunya dengan mengoptimalkan peran anak usahanya dalam melakukan transformasi.
Baca juga: Dukung Nilai ESG, PLN IP Jalankan Tata Kelola Perusahaan Secara Berkelanjutan
Tiga anak usaha PLN Indonesia Power melakukan transformasi rebranding. Cogindo Daya Bersama menjadi PLN Indonesia Power Services, Putra Indo Tenaga menjadi PLN Indonesia Power Renewables, dan Indo Tenaga Hijau menjadi PLN Indonesia Geothermal.
"Rebranding tiga anak usaha ini menjadi langkah PLN Indonesia Power dalam menjawab tantangan kedepan," paparnya.