Tak lama setelah ledakan terjadi api menyebar dalam hitungan detik, dan asap beracun dengan cepat membanjiri pekerja di daerah tersebut.
Baca juga: Koka Teken Kontrak Pembangunan Pabrik Baterai Lithium Rp 81 Miliar di Morowali
Karena bahan yang mudah terbakar ditempatkan di depan pintu darurat, sehingga para pekerja tidak dapat melarikan diri dan banyak orang meninggal.
"Kemungkinan besar mereka tidak mengetahui struktur bangunan tersebut. Asap dan kobaran api menyebar dalam waktu 15 detik dan para korban kemungkinan besar meninggal setelah menarik napas satu atau dua kali," kata Petugas pemadam kebakaran Gyeonggi, Cho Sun-ho.
3. Korsel Bentuk Tim Operasi Penyelamatan
Pasca insiden ini terjadi Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan serta kepala pemadam kebakaran melakukan upaya sekuat tenaga untuk menyelamatkan orang-orang dengan memobilisasi semua personel dan peralatan yang tersedia.
“Kami telah memerintahkan pihak berwenang untuk memobilisasi semua personil dan peralatan yang tersedia untuk fokus mencari dan menyelamatkan orang,” kata Kantor Presiden Korea Selatan.
4. Kobaran Api Sulit Dipadamkan
Meski kobaran api telah mereda namun hingga kini kepulan asap masih terus keluar dari lokasi tersebut, Pemadam kebakaran mengaku mengalami kesulitan memadamkan api dengan metode konvensional.
Ini karena bahan lithium yang ada di dalam pabrik mudah gampang terbakar dan meledak sehingga proses evakuasi korban memerlukan menjadi sulit dan memerlukan waktu yang cukup lama.
Pihak berwenang di Hwaseong mengeluarkan serangkaian peringatan yang menyarankan masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah dan menutup jendela untuk menghindari kepulan asap dari kobaran api.
5. Saham Perusahaan Terjun Bebas di Lantai Bursa
Pasca insiden ini terjadi, Saham S Connect, yang memiliki 96 persen saham Aricell, turun tajam jadi 23 persen pada penutupan perdagangan di Seoul pada hari Senin.
Penurunan harga saham ini jadi yang terbesar dalam sejarah. Mengingat Aricell tahun lalu tercatat sebagai perusahaan baterai lithium asal Korsel yang sukses raup pendapatan fantastis sebesar 4,79 miliar won atau sekitar Rp78 triliun.