Lahan tersebut adalah proyek tebu terintegrasi terbesar di dunia yang akan memproduksi gula putih dan bioethanol sebagai energi terbarukan.
"Proyek ini harus terus dikawal karena akan mendukung ketahanan pangan khususnya swasembada gula," kata Amran.
Sebagai informasi, penyediaan bibit tebu ini berasal dari dalam negeri, yaitu Pasuruan, Jawa Timur. Proyek jangka panjang ini diproyeksikan akan tuntas 100 persen dalam 12 tahun ke depan.
Rencananya, di lahan seluas 350 hektar tersebut juga akan didirikan lima pabrik gula putih dan tiga pabrik bioethanol yang akan dijalankan dengan sistem modern.
Jokowi mengatakan di tengah terjadinya krisis pangan yang melanda dunia saat ini karena perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan dan gelombang panas, maka kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan harus menjadi konsentrasi pemerintah.
“Melihat lapangannya di sini lapangan datar, air juga melimpah, saya kira memang kesempatan untuk menjadikan Indonesia lumbung pangannya di Merauke dan sekitarnya," lanjutnya.
Adapun terkait dampak lingkungan, Jokowi mengatakan bahwa ada sebuah niat yang baik dari swasta yang mengerjakan proyek ini untuk membuat nursery dan green house yang lebih besar lagi untuk menghijaukan kembali dan merehabilitasi hutan yang ada.
"Jadi pangannya dapat energi hijaunya dapat tetapi juga hutannya tidak dirusak, saya rasa itu, " ujar Jokowi.