Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendapatkan anggaran sebesar Rp 329,9 miliar untuk tahun 2025.
Angka ini menurun 25,45 persen dibanding pagu reguler tahun 2024 non bantuan pangan.
Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy menduga, penurunan anggaran tersebut untuk persiapan program makan bergizi gratis di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca juga: Komisi VI DPR Minta Pemerintah Jelaskan Turunnya Anggaran Kementerian dan Lembaga hingga 40 persen
Penurunan anggaran ini tidak hanya dialami oleh Bapanas, tetapi kementerian/lembaga lain juga mengalami hal serupa.
"Bukan hanya Badan Pangan Nasional saja yang turun, tetapi hampir seluruh kementerian lembaga anggaranya di tahun 2025 ini turun," kata Sarwo dalam acara Perencanaan Program Pembangunan Ketahanan Pangan Tahun 2025, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).
"Mungkin persiapan untuk program Bapak Presiden yang baru dengan makan gratis. Mungkin ya," lanjutnya.
Sarwo pun mencontohkan anggaran Kementerian Pertanian juga mengalami penurunan dari Rp 14 triliun menjadi Rp 8 triliun. Menurut dia, penurunannya sangat signifikan, yaitu sebesar Rp 6 triliun.
Adapun dalam anggaran sebesar Rp 329,9 miliar di tahun 2025 nanti, Bapanas telah mengalokasikannya untuk sejumlah program.
Pertama untuk program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas sebesar Rp212,8 miliar. Dalam program ini, terdiri dari kegiatan pemantapan, ketersediaan dan stabilisasi pasokan dan harga pangan yang ada di Deputi I sebesar Rp87,9 miliar.
Kemudian, pengandalian kerawanan pangan dan gizi dan pemantapan kewaspadaan pangan dan gizi di Deputi II sebesar Rp 56,8 miliar.
Masih dalam program sama, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk pemantapan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan yang ada di Deputi III sebesar Rp 68,1 miliar.
Berikutnya, ada Program Dukungan Manajemen di Sekretariat Utama sebesar Rp117,1 miliar yang terdiri dari gaji dan operasional perkantoran belanja mengikat sebesar Rp 79,1 miliar, serta dukungan manajemen dan teknis lainnya sebesar Rp 38 miliar.
"Kami juga telah mengusulkan tambahan anggaran bantuan pangan untuk cadangan pangan kepada pemerintah sekitar Rp 20,2 triliun," ucap Sarwo.