Rencana itu mendapat penolakan dari warga yang mendiami Pulau Komodo. Alasannya, mereka sudah bergantung pada aktivitas pariwisata.
Kepala Desa Komodo, Haji Aksan mengungkapkan, sejak kawasan TN Komodo dijadikan sebagai destinasi wisata dan ramai dikunjungi wisatawan, warga mulai banyak yang bekerja di sektor pariwisata sebagai pemandu dan menjual souvernir khas Pulau Komodo.
Mereka beralih dari melaut menjadi pelaku wisata. Karena itu, mereka khawatir rencana penutupan TN Komodo akan berdampak pada ekonomi masyarakat di desa itu.
"Besar dampaknya jika ditutup. Masyarakat Komodo sebagian besar sudah bekerja di wisata untuk memenuhi sehari-hari di keluarga," kata Haji Aksan seperti dikutip Kontan, Senin (29/7/2024).
Ia menjelaskan, warga Pulau Komodo sudah merasakan dampak saat aktivitas pariwisata sepi. Seperti yang terjadi akibat pandemi Covid-19.
"Selama pandemi Covid-19, karena tak ada kunjungan wisatawan ke TN Komodo, warga kehilangan penghasilan," jelas dia.