Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan 15 embung di KIPP IKN yang berfungsi sebagai estetika dan preservasi air.
Sedangkan untuk fasilitas air minum mulai dari Instalasi Pengolahan Air (IPA), pipa transmisi, reservoir, pipa distribusi hingga pipa persil/gedung/kantor pemerintahan akan secara bertahap beroperasi pada 10 Agustus 2024.
Debit pengaliran tahap awal 150 liter/detik dengan kualitas air minum sesuai dengan standar Internasional.
“Sejak 20 Juli kemarin kita sudah running test untuk air minum dan saat ini sudah sampai ke lingkungan Istana Negara dan Istana Garuda. Kualitas airnya sudah sesuai standar, bahkan insya Allah lebih baik dari air minum kemasan. Nanti saya akan minta Sucofindo untuk uji kualitas juga,” ujarnya.
Bandara VVIP Tak Bisa Digunakan
Kementerian PUPR memastikan Bandara VVIP di IKN belum bisa digunakan untuk perayaan HUT RI ke-79.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan, pembangunan yang sekarang sedang dilakukan tak akan terkejar untuk rampung pada 17 Agustus nanti.
Belum lagi pembangunan IKN akan dihentikan sementara pada 10 Agustus mendatang karena akan digunakan untuk persiapan HUT RI ke-79.
"Enggak, kelihatannya belum [bisa digunakan]. Itu enggak kekejar kalau untuk 17 apalagi kita akan hentikan tanggal 10 ya. Jadi ya kalau tanggal 10 sih enggak akan selesai," kata Endra.
Dalam membangun Bandara VVIP, Endra mengatakan prosesnya terhalang faktor cuaca. Ia bersama pihak lain pun telah mengupayakan sejumlah hal agar bisa menghadapi cuaca ini.
Endra menyebut ada sejumlah cara yang dilakukan PUPR bersama pihak lain. Pertama, teknologi modifikasi cuaca yang dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta TNI AU.
"Dari TNI AU, dari PUPR, itu sama-sama mengeroyok itu supaya awan-awan hujan itu bisa keluar dari IKN pindah ke tempat lain," ujarnya.
Cara pertama ini diklaim berhasil karena dalam dua pekan terakhir, cuaca relatif lebih kondusif. Konstruksi disebut bisa tetap berjalan, tidak seperti sebelumnya yang kesulitan karena curah hujan tinggi.
Cara kedua, Endra mengatakan dilakukan penambahan shift kerja dari dua menjadi tiga. Ini agar bisa mengejar defisit progres pembangunan. Cara ketiga adalah dengan menambah orang dan material.
"Jadi, upaya yang sifatnya konstruksi dan non konstruksi kita lakukan karena itu teknologi modifikasi cuaca kan memang khusus ya," ucap Endra.