News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Pekerja di IKN dan Warga Sekitar Nusantara Kesulitan Air Bersih, Terpaksa Beli dari Depo

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mobil pengangkut air bersih. Nilai putaran uang di bisnis air bersih di kawasan IKN mencapai miliaran rupiah.

Namun, saat musim hujan tiba, air sumur sering kali menjadi kotor dan memaksa warga untuk kembali membeli air dari luar.

"Ada sumur sendiri, tapi kalau hujan deras berhari-hari itu kita pesan dari luar karena air sumurnya kotor kemasukan lumpur tanah," timpal Hasna, juga warga Desa Bumi Harapan.

"Alhamdulillah lumayan, sehari itu bisa sampai 10 tandon yang pesan," ujar Udin, seorang penjual air keliling di Sepaku.

Ia menggunakan mobil pikap yang sudah dipasangi tangki dan pompa.

Udin menjelaskan, air yang dijualnya dibeli dari pemilik sumur bor seharga Rp 20 atau 25 ribu per tandon berkapasitas 1.200 hingga 1.500 liter.

Air tersebut kemudian dimuat pakai mobil pick up dan dijual kepada pelanggan dengan harga yang bervariasi tergantung jarak dan lokasi pengantaran.

"Kita beli juga Rp 25.000 satu tandon begini. Tergantung jarak, kalau dekat di sekitaran Sepaku atau dekat arah Titik Nol IKN itu Rp 80.000 satu tandon, tapi kalau ke atas lagi itu bisa Rp 100.000," jelasnya.

Udin menambahkan, pelanggan terbanyak berasal dari rumah-rumah kontrakan, kos-kosan, penginapan, atau guest house yang tumbuh bak cendawan di sekitar proyek IKN.

"Sehari itu mereka bisa pesan tiga sampai lima tandon karena tamu penginapan mereka penuh jadi otomatis kebutuhan air juga banyak," ungkapnya.

Ketiadaan jaringan PDAM di Sepaku membuat warga harus mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Hingga jaringan PDAM masuk, solusi ini menjadi andalan bagi warga Sepaku dalam menghadapi keterbatasan air bersih.

Sementara untuk kawasan inti IKN, pasok air sebagian mulai dialirkan dari fasilitas penjernihan di Bendungan Sepaku Semoi, berjarak lebih kurang 30 kilometer dari Titik Nol IKN.

Pemerintah juga telah mendesain kolam-kolam retensi dan embung-embung di sekitar kawasan inti IKN yang diharapkan total bisa sampai berjumlah 60 titik.

Kolam retensi dan embung itu diharapkan juga bisa jadi sumber air baku skala kecil memenuhi kebutuhan air bersih IKN.

"Kita tengah menyiapkan kolam retensi dan embung yang jumlahnya sampai 60 lokasi di kawasan ini, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan air di IKN," kata Raja Juli Antoni, Plt Wakil Kepala Badan Otorita IKN.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini