TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah mendorong semua pihak berinovasi wujudkan prinsip-prinsip keberlanjutan di setiap aspek operasi, khususnya dalam mendukung pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang bakal menjadi kota berkelanjutan pertama di Indonesia.
Hal ini sejalan dengan upaya merealisasikan target ekonomi Indonesia tahun 2045, yaitu pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata melalui akselerasi pembangunan kawasan Timur Indonesia.
Kemudian, menekankan keberlanjutan pembangunan sebagai prinsip mewujudkan kota hemat energi, pemanfaatan energi terbarukan, dan rendah emisi karbon.
Baca juga: Menhub Klaim Bandara IKN Siap Didarati Pesawat Presiden Jokowi September 2024
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, peran mewujudkan pembangunan berkelanjutan harus dilakukan semua kalangan, termasuk pelaku industri.
Menurutnya, untuk mendukung rancang kota berkelanjutan, banyak aspek yang harus dipertimbangkan termasuk pemilihan material yang mendukung desain kota berkelanjutan.
“Kita punya perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan bangunan dan memiliki semen hijau atau semen ramah lingkungan seperti apa yang telah dilakukan oleh SIG (Semen Indonesia)," ucap Luhut dikutip Senin (26/8/2024).
Ia menyebut, langkah ini merupakan hal cerdas yang akan mengubah industri konstruksi dan Indonesia, sehingga diperlukan dukungan serta komitmen dari pemerintah agar bisa terus melahirkan inovasi.
"Saya sangat mendukung penggunaan semen hijau di proyek-proyek pemerintah seperti di IKN, karena ini akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk juga mulai membangun secara berkelanjutan dan mempercepat target nol emisi Indonesia," papar Luhut.
Luhut pun menyebut, inisiatif dekarbonisasi yang dilakukan SIG tersebut merupakan langkah konkret yang tak hanya mendukung pencapaian target Net Zero Emission yang dicanangkan pemerintah.
Kota Pintar Berkelanjutan
Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono menyampaikan, pembangunan IKN mengedepankan konsep kota pintar yang berkelanjutan dan konsep kolaborasi tri-city.
Ia menyebut, 75 persen dari 256.000 hektare area IKN akan dipertahankan sebagai kawasan hutan dan ruang terbuka hijau.
Sementara 25 persen lainnya akan menjadi kawasan urban terbangun. Ini sejalan dengan tujuan IKN untuk mencapai Net Zero pada tahun 2045, sekaligus mendukung target National Determined Contributions (NDC) Indonesia yang sejalan dengan Perjanjian Iklim Paris.
“Apa yang kita lakukan di Nusantara adalah sebuah upaya reforestasi, bukan deforestasi,” jelas Agung beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jelang Posisinya Diganti Prabowo, Presiden Jokowi Bersiap Pindahan ke IKN
Agung juga menegaskan pentingnya pembelajaran pengalaman dari Tiongkok dalam mengembangkan Kota Hong Kong, Shenzhen, dan Guangzhou sebagai ekosistem tiga kota yang saling mendukung satu sama lain.
Hal tersebut sejalan dengan konsep tri-city yang diusung oleh Nusantara, dengan Samarinda dan Balikpapan sebagai kota penyangga.
“Konektivitas Nusantara akan dibangun melalui konsep tri-city, yaitu Nusantara, Samarinda, dan Balikpapan sebagai satu kesatuan ekosistem tiga kota yang menggerakkan ekonomi regional dan nasional. Sebagaimana Hong Kong, Shenzhen, dan Guangzhou yang terbukti mampu menjadi salah satu pusat kekuatan ekonomi Tiongkok dalam satu kawasan terintegrasi yang disebut sebagai Greater Bay Area,” pungkasnya.
Hanya Kendaraan Listrik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap kualitas udara di IKN terjaga dengan baik, sehingga hanya kendaraan listrik yang boleh beroperasi.
"Enggak tahu akan stop kapan, mobil-mobil combustion enggak boleh masuk di Nusantara nanti yang memutuskan adalah Pak Kepala Otorita, sehingga yang ada hanya electric vehicle (EV) yang ada di Ibu Kota Nusantara ini. Sehingga kita betul-betul kita harapkan kualitas udara di Ibu Kota Nusantara ini betul-betul di bawah 20," kata Jokowi.
Tidak hanya itu, Jokowi juga kembali menegaskan bahwa investasi di IKN merupakan investasi dalam masa depan, terutama dalam pengembangan ekonomi hijau.