"Kalau untuk yang dimaksud daya beli itu untuk kalangan menengah bawah, kami melihat adalah ada faktor impor ilegal barang murah," ujar Budihardjo.
Baca juga: Indeks Daya Beli Masyarakat Merosot, Gaikindo Minta Hidupkan Lagi Insentif PPnBM
"Faktor impor ilegal barang murah ini. Yang menjual WNA, barangnya dikirim ke luar negeri, sewa gudang doang, jual online," sambungnya.
Budihardjo menyebut praktik jualan barang impor ilegal itu berbahaya karena bisa membuat pabrik dan toko di dalam negeri tutup.
"Toko-toko kami yang menjual barang menengah ke bawah juga terpukul. Barang jualan kami juga terpukul," tutur Budihardjo.
Terkait jumlah pengunjung yang menurun di salah satu mal di Semarang, Budihardjo mengatakan kebiasaan pengunjung mal di Semarang memang berbeda.
Ia mengatakan, masyarakat Semarang lebih suka belanja di pasar dan mengunjungi tempat-tempat selain mal.
"Setahu saya Semarang itu memang dari dulu unik pengunjungnya. Belanjanya suka ke pasar, tetapi malll juga tetep oke, enggak sampai jelek sekali. Kita juga ada toko di sana [kondisinya] bagus," kata Budihardjo.
"Memang contohnya Kota Lama ya, tuh ramai orang nongkrong, minum, makan," ujarnya.
"Mereka seneng lebih ke pariwisata yang kayak enggak ke mal aja gitu, tersebar enggak di mall aja enggak kayak Jakarta," pungkasnya.