Hal ini diungkapkan Sandiaga dalam acara Wonderful Indonesia Outlook 2024/2025 dengan tema Sustainable Thriving, Impactful Striving, yang berlangsung di Jakarta, Kamis (19/9/2024).
"Kita akhir Oktober rencananya (menurunkan harga tiket pesawat) 10 persen," ungkap Sandiaga.
"Kita harapannya bisa dilakukan serempak. Sehingga nanti terutama di Indonesia Timur ya, yang sangat terbebani harga tiket yang tinggi," sambungnya.
Sandi kembali menuturkan, terdapat 3 aspek yang bakal ditindaklanjuti Pemerintah untuk menekan harga tiket pesawat.
Yakni pajak untuk suku cadang, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam komponen tiket, serta harga bahan bakar untuk pesawat yakni avtur.
"Pajak yang dibebankan kepada penumpang yang berkaitan PPN salah satunya, dan ada beberapa aspek double taxation yang harus kita lihat. Dan ini teman-teman di Kementerian sedang duduk sama-sama juga dari segi bea pada spare parts, dan terakhir avtur," papar Sandi.
"Jadi ini tiga aspek utama yang sedang disimulasikan supaya nanti akhir bulan Oktober ini bisa diambil keputusan sehingga harga tiket bisa turun berangsur targetnya 10 persen," pungkasnya.
Sebelumnya, tiket pesawat di Indonesia disebut-sebut termahal kedua di dunia. Sementara untuk tiket termahal nomor 1 di dunia yakni Brazil.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa penyebab harga tiket mahal karena melonjaknya aktivitas penerbangan pasca-meredanya pandemi Covid-19.
Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan memang akhir-akhir ini harga tiket pesawat di Indonesia menjadi perhatian karena terbilang cukup mahal jika dibandingkan negara lain.
"Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan negara berpenduduk tinggi, harga tiket penerbangan Indonesia jadi yang termahal kedua setelah Brasil," kata Luhut dikutip dari akun Instagram pribadinya.