News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Atasi Oversupply Ayam, Pakar IPB: Peternak Bentuk Asosiasi, Pemerintah Bantu Promosi

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Acos Abdul Qodir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

"Sudah ada (Perpres) tetapi peternak kita belum memahami mengikuti anjuran program dari pemerintah. Padahal dengan kemitraan itu banyak keuntungannya yang diperoleh pelaku usaha mikro kecil. Artinya supply terpelihara, harga terjangkau dan serapan dari ayam livebird langsung dipotong dan masyarkat ada kepastian," tandas Trioso.

Menurutnya, dengan sistem manajemen horizontal, peternak bisa bersaing dengan pengusaha integrator.

Dijelaskannya, pada saat ini ada pelaku usaha pembibitan yang tidak punya pabrik pakan, kemudian ada pabrik pakan yang tidak punya bibit dan ada peternak yang tidak memiliki rumah potong hewan unggas.  

"Namanya aliansi antar usaha yang saling mendukung. Sehingga persaingan menjadi adil antara korporasi dengan perusahaan besar. Nah, asosiasi itu berperan, bukan tempat berkumpul tetapi bagaimana tempat berbisnis satu kesatuan bersama untuk lebih efisien. Kenapa yang integrator itu punya integrasi secara vertikal, karena lebih efisien. Karen ujung-ujungnya efisien dalam budidaya industri perunggasan ini satu kata efisiensi," kata Trioso.

Sementara itu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI Maino Dwi Hartono mengakui permasalahan kelebihan stok ayam hidup sudah bertahun-tahun.

Sebagai upaya mengatasi oversupply dari produksi ayam, pemerintah memberikan bantuan pangan berupa daging ayam dan telur dalam rangka penanganan stunting.

Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) telah diberikan kepada 1,446 juta jiwa KRS (Keluarga Berisiko Stunting) di 7 provinsi pada tahun 2024.

"Dengan pemberian daging ayam 1 kilogram dan telur 10 butir. Harapannya kami bisa berlanjut tahun depan dan bertambah sebaran wilayah saat ini baru tujuh provinsi, masih ada provinsi-provinsi lain yang belum tersalurkan mudah-mudahan terus berlanjut," ucapnya.

Focus Group Disscusion (FGD) "Kolaborasi Antar-Kelembagaan untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Rantai Ungas yang Adil dan Berkelanjutan" di Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/10/2024). (Istimewa)

Ia menyambut baik program MBG yang akan dilaksanakan oleh Badan Gizi Nasional. 

Menurutnya, hal itu bisa menjadi solusi dari permasalahan oversupply yang dihadapi saat ini.

"Kami tidak tahu bagaimana skema dan polanya, harapan kami tentu mendorong agar penyerapan produk-produk pangan termasuk peternakan dalam program makan bergizi gratis bisa diambil dari peternak kecil UMKM. Sehingga mereka punya saluran pemasaran dan harganya yang menguntungkan bagi peternak," pungkasnya.

Baca juga: Menpan-RB Beri Sinyal Tukin Pegawai Kemenhub Naik 100 Persen, Ini Alasannya 

Ketua FBI, Enday Hidayat berujar, diskusi ini bertujuan untuk menciptakan situasi persaingan usaha yang sehat antara peternak mandiri dengan pengusaha integrator. Dengan menjaga stabilitas harga di tingkat produsen dan konsumen kata Enday, akan menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif.

"Semoga dengan forum ini menghasilkan produk kepastian hukum bagi para pelaku usaha, sehingga terciptanya keadilan dan keberlanjutan," terangnya.

Diungkapkannya, bahwa banyak laporan yang masuk ke Satgas Pangan Polri mengenai persoalan di horizontal. Namun, lebih dari itu bahwa tidak bisa dibantah keberadaan perusahaan integrator memiliki manfaat yang besar bagi pertumbuhan ekonomi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini