Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengklaim program cetak sawah dapat mengurangi ketergantungan impor pangan Indonesia.
Lewat strategi ini luasan lahan untuk produksi beras dapat diperluas.
"Indonesia, sebagai negara dengan populasi besar, tak bisa bergantung pada impor pangan. Kemandirian dalam sektor pertanian menjadi semakin vital untuk menghadapi ketidakpastian ini," katanya dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (25/10/2024).
Program cetak sawah juga dilakukan karena lahan pertanian di Indonesia saat ini makin terbatas akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan industri dan perumahan.
Selain faktor domestik, dinamika global juga ikut melatarbelakangi Kementan melangsungkan program ini.
"Ketidakpastian ekonomi global, perubahan iklim, dan terganggunya rantai pasok pangan internasional akibat berbagai konflik geopolitik, termasuk perang Rusia-Ukraina, memperparah kondisi pangan dunia," ujar Sudaryono.
Program cetak sawah yang diproyeksikan pemerintah luasnya mencapai 3 juta hektare di Papua Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan.
Program ini akan diintegrasikan dengan program pertanian modern yang memanfaatkan teknologi, antara lain melalui penggunaan benih unggul, irigasi modern, dan mekanisasi pertanian.
"Ini bukan hanya tentang memperluas lahan, tetapi juga memastikan produktivitas pertanian bisa meningkat signifikan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat," ucap Sudaryono.
Baca juga: Program Cetak Sawah 1 Juta Hektar di Merauke, Manfaatkan Tailing untuk Bahan Dasar
Program cetak sawah ditargetkan turut bisa menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan mendorong perekonomian desa.
Sebelum menggarap program cetak sawah, Kementan fokus melakukan optimasi lahan rawa di sejumlah wilayah seperti Merauke, Papua Selatan dan Kapuas, Kalimantan Tengah.
Baca juga: Cetak Sawah 1 Juta Ha di Merauke, Puluhan Ekskavator Kembali Didatangkan
Dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Mentan Amran Sulaiman mengajukan tambahan anggaran Kementan tahun 2025 sebesar Rp68,922.393 triliun.
Berikut rinciannya:
Anggaran untuk subsektor/kegiatan tanaman pangan Rp7.480.802.014.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan hortikultura Rp1.245.376.183.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan perkebunan Rp2.389.065.100.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan perternakan dan kesehatan hewan Rp2.452.180.000.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan prasarana dan sarana pertania Rp51.676.228.844.000, termasuk di dalamnya untuk cetak sawah 1 juta Ha (Rp25 juta - Rp35 juta per Ha) Rp26.919.000.000.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan standarisasi instrumen pertanian Rp742.156.769.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian Rp2.517.294.090.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan manajemen kesekretariatan menuju lumbung pangan Rp309.290.000.000
Anggaran untuk subsektor/kegiatan pengawasan dan pengendalian menuju lumbung pangan Rp110.000.000.000.