Apa lagi di pasaran, menurutnya ada juga anggur Shine Muscat yang berasal dari industri rumahan.
"Berharap banget ini berita spesifik terkait bahaya dan mengandung residu bahan kimia di atas batas wajar itu merek apa, terus yang ukuran apa dan dari mana," harap Rosita.
Kekhawatiran yang sama pun turut dirasakan oleh Caca, salah seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan.
Caca berharap pemerintah melakukan tindakan terkait hal ini. "Khawatir tentu ada ya. Tapi lebih khawatir lagi kalo tidak ada tindakan apa pun dari pemerintah atau pihak berwenang," kata Caca.
Menurutnya, minimal pemerintah melakukan pemeriksaan atau pemantauan secara ketat terkait masuknya anggur Shine Muscat ini.
"Kalaupun nanti anggurnya engga ada residu yang bahaya, kan kita jadi lebih aman dan nyaman. Apa lagi sekarang lagi musim banget ya, di Indonesia juga melimpah. Beberapa hari ini harga anggur juga jadi lebih murah," kata Caca lagi.
Selain itu, kalau pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang tegas, Caca juga mengkhawatirkan kerugian dari pedagang yang sudah membeli stok banyak.
Baca juga: Respons Kementan Soal Anggur Shine Muscat Mengandung Residu Pestisida
"Orang pada enggak beli, terus karena stok yang melimpah tadi, anggurnya pada busuk. Kan rugi pedagangnya. Ekonomi lagi sulit," lanjutnya.
Dia juga berharap anggur Shine Muscat yang ada di Indonesia tidak mengandung residu berbahaya.
Selain itu ia menyarankan pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk menguji keamanan dari anggur Shine Muscat yang ada di Indonesia.
"Cepet-cepet deh diuji dan diumumin hasilnya. Serem banget kalo beneran ada residu bahaya, terus terlanjur dikonsumsi secara meluas bisa memicu penyakit hati dan kanker," tutupnya.