Mr Li Yu, Direktur Wilayah Otonom Guangxi Zhuang menambahkan, pihaknya akan mendorong pola pembangunan baru yang konkrit antara Indonesia dan Tiongkok.
"Peluang-peluang kerjasama yang bisa dijalankan antara lain, sektor energi baru. Indonesia memiliki potensi besar energi terbarukan yang bersumber dari sel surya dan angin dan ini bisa dikerjasamakan dengan Guangxi untuk mempercepat adopsi energi baru," sebutnya.
Di kegiatan ini, Cahyo Purnomo, Direktur Investasi BKPM membeberkan beragam insentif yang ditawarkan Pemerintah RI kepada calon investor luar negeri yang akan menanamkan modalnya di Indonesia.
Cahyo menyebutkan, China selalu masuk dalam 5 besar negara penanam modal langsung ke Indonesia sejak beberapa tahun terakhir, bersaing dengan Singapura, Jepang, Korea dan lain-lain.
Dia mengatakan, lima sektor utama yang diminati investor China di Indonesia adalah industri pemrosesan metal dasar; transportasi, warehouse dan telekomunikasi; industri kimia dan farmasi; kelistrikan, gas dan air; kawasan industri, perkantoran dan perumahan; serta sektor lain-lain.
Nilai total investasi China saat ini mencapai 34.191 juta dolar AS.
Salah satu perusahaan China yang mempresentasikan bisnisnya di acara ini antara lain perusahaan otomotif, permesinan alat berat Yuchai.
Perusahaan ini mulai masuk pasar Indonesia di 2003 dan mendirikan pusat suku cadang di 2006 dan disusul pendirian pusat layanan purna jual di Indonesia yang menjangkau 4 pulau utama di Indonesia, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.