"Sudah ada 37 titik sudah fungsional dari 44 titik tadi, sisanya 7 titik belum fungsional karena karena akses belum terbuka," ujar Diana.
Mobilisasi alat berat telah dilakukan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat.
BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat mengerahkan 15 alat berat tersebar di titik-titik penanganan
Alat berat itu antara lain wheel loader 1 unit, excavator 4 unit, dump truk 3 unit, pick up 1 unit, mini excavator 2 unit, backhoe loader 2 unit, dan self loader 2 unit.
Upaya ini pun melibatkan sekitar 35 orang tenaga Padat Karya yang tersebar sepanjang 92 km.
Kebutuhan Air Minum dan Sanitasi
Diana mengatakan pemenuhan kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat terdampak juga penting.
Saat ini, Satuan Tugas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat, Ditjen Cipta Karya telah melakukan assessment kebutuhan sarana dan prasana (sarpras) yang dibutuhkan sejak 4 Desember 2024.
Baca juga: 4 Kecamatan di Sukabumi Diterjang Banjir & Longsor, Kemensos Salurkan Bantuan Logistik Rp 370 Juta
Mobilisasi Sarpras dikerahkan di Posko Yayasan Al Hikmah sebanyak 3 unit Toilet Portable dan 2 unit Hidran Umum Kapasitas 2000 liter.
Kemudian juga 1 unit Biority Septictank Kapasitas 1000 liter, 2 unit tenda ukuran 4 x 3,25 meter dan 2 unit tenda ukuran 6 X 12 meter.
Selain itu juga membantu 100 batang pipa PVC ukuran 8 inch sepanjang 504 meter untuk membantu jaringan JDU Perumdam yang terputus dan sudah tidak beroperasi selama 3 hari.
Penanganan Permanen
Diana mengatakan saat ini pihaknya fokus dalam penanganan tanggap darurat yang diharapkan selesai dalam dua pekan.
Diana menyebut penanganan secara permanen membutuhkan waktu karena harus digambar dulu perencanaannya, butuh lelang, dan sebagainya.
"Tetapi sementara ini sudah kita tangani semua, baik itu jalan, Sungai, air minum, maupun toilet, saya pikir tidak masalah," ucap Diana.