Namun, kenyataannya banyak pengemudi yang tidak terlatih dengan baik untuk menghadapi situasi semacam itu.
"Itu bisa dilaksanakan ketika seorang pengemudi itu telah dilatih dan diinformasikan mengenai apa yang harus dilakukan, sehingga dalam kondisi darurat mereka bisa bertindak seperti apa yang kita inginkan," kata Soerjanto.
"Nah untuk masalah pengemudi ini kan kalau pilot ada sekolahnya, nahkoda ada, masinis ada, pengemudi enggak ada. Sehingga, kita tidak bisa mengharapkan pengemudi yang profesional," sambungnya.
Soerjanto menambahkan bahwa faktor yang turut memengaruhi keselamatan adalah kondisi kesehatan pengemudi.
Ia mengungkapkan bahwa banyak pengemudi angkutan barang yang mengalami masalah kesehatan.
KNKT merekomendasikan agar pengemudi angkutan barang mendapatkan fasilitas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, setidaknya sekali setahun.
Soerjanto mengusulkan kepada DPR agar para pengemudi angkutan barang maupun angkutan penumpang bisa difasilitasi BPJS.
"Sehingga kalau mereka menglamai masalah kesehatan, mereka bisa melakukan pengobatan dan bisa mengemudi dengan baik. Banyak masalah kesehatan ini berpengaruh terhadap human performance seorang pengemudi," tukas Soerjanto.
"Jadi kami harapkan hal ini bisa dibantu untuk bisa melakukan pengecekan kesehatan dan kami harap nanti ada standarisasi medical check up untuk pengemudi angkutan barang maupun angkutan penumpang," pungkasnya.