TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memastikan kesiapan jalan tol dan jalan nasional dalam rangka mendukung kelancaran arus mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Kementerian PU berkomitmen menjaga kelancaran arus mudik Nataru dengan meningkatkan layanan transportasi jalan.
“Hal ini kami lakukan melalui penambahan panjang jalan non-tol dan jalan tol, peningkatan kemantapan jalan (termasuk zero pothole dan rehabilitasi jalan), peningkatan konektivitas antar moda melalui pembangunan akses pelabuhan dan bandara serta peningkatan dan integrasi sistem jaringan jalan nasional dengan jalan daerah,” kata Dody dikutip Rabu (18/12/2024).
Ia menyampaikan, saat ini panjang jaringan jalan nasional di Indonesia adalah 47.603 km dengan kemantapan rata-rata 93,9 persen.
Baca juga: Operasional Jalur Fungsional Tol Probolinggo-Banyuwangi Selama Nataru 2024/2025
Sementara untuk jalan tol yang sudah beroperasi mencapai 3.020,5 km yang dikelola oleh 53 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pada 75 ruas.
Terdapat total 517 gerbang tol yang beroperasi dan 124 Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) di seluruh ruas jalan tol.
“Kami juga membuka beberapa ruas tol untuk fungsional sementara sepanjang 120,4 km guna mendukung kelancaran arus mudik Nataru 2024/2025. Tol fungsional ini sepanjang 90,42 km di Sumatera dan 29,98 km di Jawa,” tambah Menteri Dody.
Berikut Tol fungsional sementara di Pulau Sumatera:
- Tol Sigli Banda Aceh (Seksi 1: Padang Tiji – Seulimeum, 24,6 km)
- Tol Binjai – Langsa (Seksi 3: Tanjung Pura – Pangkalan Brandan, 19 km)
- Tol Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat (sebagian Seksi 2: Kuala Tanjung – Indrapura, 10,1 km)
- Tol Pekanbaru – Padang (Seksi 1: Padang – Sicincin, 36,6 km).
Jalan tol fungsional di Pulau Jawa:
- Tol Jakarta Cikampek II Selatan (Seksi 3: Segmen Kutanegara – Sadang, 8,5 km).
- Tol Solo – Yogyakarta – NYIA (Seksi 1.2: Segmen Klaten – Prambanan, 8,6 km).
- Tol Probolinggo Banyuwangi (Seksi 1: Gending – Krakasan, 12,9 km).
Penanganan Rawan Bencana, Kecelakaan, Hingga Keamanan
Dody mengaku telah menurunkan 33 tim untuk memonitor kesiapan jalur nasional, fokus pada penanganan lokasi rawan bencana dan kecelakaan.
Dari identifikasi, ditemukan 550 titik rawan longsor dan 298 titik rawan banjir.
Kementerian PU juga menyiapkan 393 posko di jalan nasional, 440 unit alat berat, dan 137 titik material untuk antisipasi bencana.
Seluruh jalan nasional dipastikan fungsional tanpa lubang, dengan rambu lengkap, serta perbaikan dihentikan mulai 15 Desember 2024.
Peningkatan layanan jalan tol juga dilakukan, termasuk fasilitas di rest area, informasi aplikasi Tol Kita, dan penyediaan 187 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Pulau Jawa dan Sumatera.
“Semoga peningkatan layanan transportasi jalan, peningkatan konektivitas antar moda melalui pembangunan akses pelabuhan dan bandara serta peningkatan dan integrasi sistem jaringan jalan nasional dengan jalan daerah dapat mendukung kelancaran arus Nataru 2024/2025,” pungkas Menteri Dody.
Sementara itu, Kepala Kepolisian RI Listyo Sigit Prabowo meminta seluruh jajarannya dan stakeholders terkait untuk melaksanakan pengamanan Nataru 2024/2025 dengan sebaik-baiknya.
“Kita harapkan perayaan dan pengamanan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bisa berjalan dengan baik dan masyarakat bisa terlayani,” tuturnya.
Tinjau Kesiapan Tol Fungsional
Beberapa waktu lalu, Menteri Dody bersama Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meninjau Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo Seksi Kartasura-Purwomartani Segmen Klaten-Prambanan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Menko AHY mengatakan kunjungannya kali ini untuk meyakinkan jalan tol Klaten-Prambanan sepanjang 8,6 km ini telah siap difungsionalkan sebagai solusi cepat untuk mengurai kepadatan lalu lintas saat Nataru mendatang yang diperkirakan dapat mencapai 32.000-34.000 kendaraan/hari.
"Kita tahu bahwa Nataru nanti akan semakin tinggi traffic yang akan terjadi di wilayah ini. Oleh karena itu tol fungsional ini saya harap dapat disiapkan kelengkapannya, baik penerangan jalannya dan rambu-rambunya, termasuk manajemen traffic untuk antisipasi penumpukan di persimpangan Prambanan," kata AHY.
Dody oun menginstruksikan agar Segmen Klaten-Prambanan yang akan fungsional pada 20 Desember 2024 - 2 Januari 2025 ini dapat dibuka selama 24 jam, meskipun usulan dari Korlantas hanya dibuka sampai jam 18.00 sore.
Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan arus mudik hingga malam hari.
"Tetap kami upayakan bukan 24 jam karena biasanya yang mudik dari Jakarta biasanya baru sampai sini malam atau dini hari. Lampu penerangan, rambu lalu lintas, pos jaga juga kami siapkan agar selalu siaga, terutama saat perkiraan arus puncak pada 28 Desember hingga 1 Januari," ujar Dody.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Wilan Oktavian mengatakan pembangunan Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulon Progo sepanjang 96,57 km terbagi menjadi 3 tahap.
Tahap 1 Kartasura-Purwomartani sudah beroperasi sebagian pada Seksi Kartasura - Klaten sepanjang 22,3 km dan akan beroperasi penuh pada akhir tahun 2025.
"Pembangunan tahap 2 dr Junction Sleman sampai dengan Bandara NYIA Kulon Progo ditargetkan selesai akhir tahun 2027. Sisanya tahap 3 ditargetkan selesai pada triwulan I 2028," kata Wilan.
Dengan adanya Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulon Progo diharapkan dapat meningkatkan konektivitas dan efisiensi waktu tempuh dari Kota Solo menuju Kota Yogyakarta dan sekitarnya serta memudahkan akses ke kawasan pariwisata dan kawasan produktif lainnya.
"Jalan tol ini juga memberikan manfaat efisiensi biaya perjalanan sebesar Rp1.226/km atau mencapai Rp27.340 untuk segmen Kartasura-Klaten yang telah dioperasikan," paparnya.