News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perkuat Sistem Kelistrikan Indonesia, PLN Lakukan Pertemuan Strategis dengan Perusahaan Australia

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PT PLN Persero menggelar pertemuan strategis dengan Energy Exemplar, perusahaan energy modelling asal Australia, untuk memperkuat sistem kelistrikan Indonesia.


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN Persero menggelar pertemuan strategis dengan Energy Exemplar, perusahaan energy modelling asal Australia, untuk memperkuat sistem kelistrikan Indonesia.

Pertemuan ini bertujuan mendukung transisi energi dan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Indonesia, seiring dengan rencana peningkatan kapasitas energi baru dan terbarukan (EBT).

Peningkatan Variable Renewable Energy

Hingga tahun 2040, sebagai upaya mendukung visi swasembada energi nasional Presiden Prabowo Subianto, PLN membangun peta jalan peningkatan pemanfaatan EBT (surya, angin, hidro, geothermal, dan nuklir) dengan porsi 75 persen (atau sekitar 75 GW).

Akselerasi transisi energi telah mengubah strategi perencanaan PLN. Kapasitas variable renewable energy atau EBT bersifat intermiten yang dipengaruhi faktor cuaca seperti surya dan angin, akan meningkat drastis. Dari yang sebelumnya hanya 5 GW akan dikembangkan menjadi 42 GW, mendominasi kapasitas kelistrikan ke depan.

Baca juga: Here We Go, Senior Megawati di Red Sparks Gabung Jakarta Electric PLN di Proliga 2025

"Dulu sistem kelistrikan kita didominasi pembangkit batubara yang bersifat baseload. Maka sistem kelistrikan kita pun lebih sederhana. Sedangkan ke depan, sistem akan didominasi pembangkit EBT dari surya dan angin yang bersifat intermiten. Maka sistem kelistrikan akan menjadi lebih kompleks," ungkap Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo usai pertemuan dengan Head of Energy Modelling, Ali Ghahremanlou, dan Plexos Product Manager, Robert May.

Selain itu, peningkatan kapasitas EBT yang bersifat intermiten ini juga membutuhkan perubahan skenario pengembangan sektor kelistrikan.

"Dalam memperkuat sistem kelistrikan, kami pun mendesain pengembangan pembangkit fast-response dan battery energy storage system untuk menstabilkan pasokan listrik untuk pelanggan,” terangnya.

"Bahkan untuk memastikan kestabilan sistem secara end to end, PLN mempersiapkan juga Smart Grid sebagai operasi kelistrikan terdigitalisasi melalui smart power plant, smart transmission, smart dispatch center, smart distribution sampai smart metering di sisi pelanggan," ungkap Darmawan.

Pengembangan Jalur Transmisi Hijau

Darmawan menambahkan bahwa energy modelling yang baru akan diperlukan untuk merancang jalur transmisi hijau yang menghubungkan Sumatera dan Kalimantan ke Jawa, serta sepanjang Sulawesi dan Nusa Tenggara.

Total panjang jalur transmisi hijau yang direncanakan mencapai sekitar 70.000 km.

"Keberlanjutan kerjasama dengan Plexos energy modelling system menjadi kunci untuk memperkuat perancangan sistem kelistrikan yang lebih robust," tambahnya.

Adopsi Energy Modelling System

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini