Pihaknya mendorong Indonesia untuk segera mengambil tindakan yang sama.
"Populasi spesies satwa liar yang dilindungi semakin berkurang, hewan peliharaan banyak yang dicuri."
"Setiap bulannya, puluhan ribu hewan secara ilegal dibawa masuk dan dibantai di kota-kota berpenduduk padat untuk mensuplai permintaan daging anjing, kucing dan hewan 'eksotis'," ujar Lola yang juga sebagai koordinator Koalisi Dog Meat Free Indonesia.
Kekhawatiran yang meningkat dalam beberapa minggu belakangan berasal dari Walikota Tomohon, Jimmy Feidy Eman, tempat asalnya “pasar ekstrim’ yang terkenal.
Beliau memerintahkan dihentikannya penjualan kelelawar dan ular di pasar-pasar tersebut.
Pihaknya juga meminta para penjual untuk berhenti memperdagangkan hewan lainnya termasuk anjing dan kucing.
Meski demikian, sumber di lapangan menurut DMFI mengatakan bahwa situasi “berjalan seperti biasa” karena para penjual tersebut masih membangkang.
Terakhir, Grab Food yang menjadi raksasa jual beli online nasional ketiga yang menentang semua penjualan 'daging hewan eksotis'.
Termasuk anjing, kucing, kelelawar, trenggiling, buaya dan kura-kura.
Menurutnya sikap tersebut merupakan tindak lanjut setelah tekanan yang mereka dapatkan dari kelompok-kelompok perlindungan hewan.
(Tribunnews.com/Maliana)