Masih mengutip Sky News, hanya yang sudah dalam keadaan sekarat yang dirawat bahkan sakit parah pun tidak cukup.
Baca: Antisipasi Terpapar Corona, Italia Tak Adakan Pemakaman dan Irlandia Pasang Masker pada Mayat
Baca: Persentase Kematian Indonesia 2 Kali Dunia dan Italia Melebihi China
Sebelumnya, rumah sakit Bergamo tidak mengizinkan pers untuk meliput keadaan mereka.
Namun akhirnya pihak Kota Bergamo sendiri yang mengundang wartawan ini untuk menunjukkan bencana yang tengah terjadi di sana.
"Mereka (Kota Bergamo) ingin anda melihatnya. Mereka ingin dunia mempertanyakan pemerintah mereka sendiri," jelas wartawan ini.
Kepala Perawatan Darurat, Dr Roberto Cosentini mengaku belum pernah merasakah kondisi segenting ini.
Bahkan dia memperingatkan Inggris bahwa negara itu tidak lama lagi akan merasakan apa yang Italia rasakan saat ini.
"Ini adalah pneumonia yang sangat parah dan itu adalah tekanan besar sistem kesehatan."
"Karena kami melihat setiap hari 50-60 pasien datang ke unit gawat darurat kami menderita pneumonia, dan kebanyakan dari mereka sangat parah sehingga mereka membutuhkan volume oksigen yang sangat tinggi," jelas Roberto.
"Jadi kami harus menata kembali ruang gawat darurat dan rumah sakit kami untuk tingkat perawatan intensif."
Bahkan salah satu rumah sakit paling maju di Italia, Papa Giovanni XXII bertekuk lutut dengan pandemi global Covid-19.
Kota Bergamo sendiri memang pusat penyebaran Covid-19 di Lombardy dan Italia.
Kini rumah sakit di sana mau tidak mau harus terus berjuang memerangi wabah mematikan ini.
Pemakaman di Italia Berubah karena Corona
Salah satu warga Italia, Alfredo Visioli menghembuskan nafas terakhirnya setelah terjangkit Covid-19.