TRIBUNNEWS.COM - Influencer dan relawan kemanusiaan, dr Tirta Mandira Hudhi mengungkapkan kesulitannya saat membeli masker untuk tenaga medis yang menangani pasien virus corona.
Ia menggunakan uang pribadi untuk membeli masker, yang kini harganya melonjak tinggi.
"Saya sebagai dokter membeli reseller masker, ini yang paling ironis."
"Masker itu saya beli harga reseller senilai Rp 420 juta, Rp 200 juta dari duit saya sendiri," ujar dr Tirta, dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (25/3/2020).
Mengenai mahalnya harga masker tersebut, Tirta tak peduli dan hanya ingin membantu para tenaga medis agar tak tertular virus corona.
Baca: Cerita Dokter RSUD dr Soetomo Positif Corona Karena Tertular Pasien yang Bersin Tanpa Masker
Baca: Kisah Seorang Dokter, Terpapar Corona Gara-gara Tak Sengaja Berpapasan Pasien Batuk Tanpa Masker
Baca: Peta Wisma Atlet Kemayoran, Zona Hijau Disemprot Disinfektan, Kuning Wajib Masker dan Merah APD
Ia menyebut, rekan-rekannya akan meninggal jika ia tak membeli masker dari para oknum yang menaikkan harga tersebut.
"Kalau saya enggak beli masker harga reseller yang dijual oknum ini, yang entah gimana ada di oknum terus, teman saya mati di belakang," ungkapnya.
Menurutnya, para penimbun masker kini mendapat keuntungan yang tinggi.
"Jadi saya beli reseller, dan mereka kaya raya dapat mobil, mungkin Mini Cooper sebulan."
"Tapi ya saya bodo amat, yang penting teman saya selamat," imbuh dr Tirta.
Dalam pengakuannya, dr Tirta bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI), melakukan penyemprotan disinfektan di sejumlah tempat ibadah di Jakarta.
"Kami membuat gerakan bersama dengan relawan BNPB sama DMI."
"Kami buat gerakan untuk menyemprot seluruh masjid di Jakarta dengan disinfektan, sehingga mereka bisa beribadah dengan aman," ungkapnya.
Selain masjid, Tirta juga menyemprot disinfektan ke angkot-angkot, untuk mencegah penyebaran virus corona.