News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Benarkah Penggunaan Bilik Desinfeksi untuk Bunuh Covid-19 Berbahaya? Ini Penjelasannya!

Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BILIK STERILISASI - Rektor IT Telkom Surabaya, Tri Arief Sardjono saat mempresentasikan bilik sterilisasi yang dapat menyemprotkan uap desinfektan ke seluruh tubuh seseorang sehingga terbebas dari virus atau bakteri pesanan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, Jumat (20/3). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM - Segala cara dilakukan pemerintah di dunia, khususnya Indonesia untuk memutus rantai penularan virus corona atau Covid-19.

Berbagai edukasi dari mulai cuci tangan selama 20 detik, physical distancing hingga penyemprotan desinfektan.

Malah belakangan ini mulai bermunculan bilik desinfeksi atau disinfection chamber.

Katanya bisa cegah dan membunuh virus corona atau Covid-19.

Baca: Kasus Corona Meningkat, PT KAI Batalkan 28 Perjalanan Kereta dari Jakarta, Berikut Daftarnya

Baca: UPDATE Korban Meninggal Akibat Covid-19 di Inggris 1.019 Orang, 17.000 Terinfeksi

Berbagai tempat perlahan mulai memasang bilik desinfeksi ini guna mensterilkan tubuh dan mencegah penyebaran Covid-19 yang menempel di seluruh tubuh manusia.

Melansir Kompas.com, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menilai penggunaan bilik lebih sempurna dibandingkan cuci tangan karena penyemprotan dilakukan di seluruh badan.

Bahkan, Risma turut mempromosikan bilik desinfektan kepada Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto melalui video call.

Pada Hasto, Risma menyampaikan keunggulan dari bilik yang dikembangkan oleh IT Tekom Surabaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Baca: Jika Covid-19 Masih Mewabah hingga Lebaran, Muhammadiyah Akan Tiadakan Tarawih dan Salat Idul Fitri

Baca: WHO Pilih Malaysia untuk Menguji Obat Covid-19 Terbaru Remdesevir

"Kalau pakai hand sanitizer hanya membersihkan tangan. Namun, dengan bilik disinfektan ini maka seluruh tubuh dibersihkan sehingga badan benar-benar bersih dari berbagai virus dan kuman," kata Risma, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Sabtu (21/3/2020), seperti dikutip dari Kompas.com.

"Caranya dengan modifikasi shower dalam bak kaca kamar mandi, dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan serta tim teknis, maka blower yang ditambahkan dalam bilik tersebut menyemprotkan disinfektan dengan ukuran tertentu," kata Risma.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Tribun Jatim/Yusron Naufal)

"Hasilnya, selain lingkungan diamankan dengan penyemprotan disinfektan, maka tubuh pun akan terlindungi. Kami sedang merancang model yang berbentuk lorong sehingga mampu bekerja cepat dan skalanya lebih besar," ujar Risma.

Alhasil, pada Minggu (22/3/20) lalu, Pemerintah Kota Surabaya, melalui arahan Risma, kemudian memasang dua bilik sterilisasi di Bandara Juanda.

Bilik desinfeksi juga sudah mulai terpasang di sejumlah tempat, seperti di Istana Negara, Stasiun Bojonegoro, dan Terminal Rajekwesi Bojonegoro.

Baca: Dinkes DKI Lakukan Rapid Test Selama 4 Hari, Hasilnya : 121 dari 10.459 Orang Positif Covid-19

Baca: Suaminya Jadi Polisi Menjaga PM Inggris yang Positif Covid-19, Angie Virgin Ketakuan: Buat Jaga-jaga

Alih-alih digunakan sebagai langkah pencegahan Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru tidak merekomendasikan penggunaan bilik desinfeksi karena tidak berdampak positif.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini