TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan pengertian dasar lockdown dan alasannya kenapa tidak bisa diterapkan di Indonesia.
Hal tersebut Jokowi sampaikan saat meninjau langsung rumah sakit darurat khusus pasien corona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (1/4/2020) kemarin.
Pria kelahiran 21 Juni 1961ini menilai kebijakan lockdown adalah keputusan yang besar dengan mengarantina wilayah dalam cakupan luas.
Dalam situasi lockdown sejumlah aktivitas dibatasi sebagai upaya menekan potensi penyebaran virus corona baru (Covid-19)
"Lockdown itu orang tidak boleh keluar rumah, semua transportasi semua berhenti, baik itu namanya bus, kendaraan pribadi, sepeda motor, kereta api, pesawat, semuanya berhenti."
"Kegiatan-kegiatan kantor semuanya dihentikan," tandasnya dikutip dari siaran Breaking News KompasTV, Kamis (2/4/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan sejumlah alasan kenapa Pemerintah Indonesia lebih memilih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) daripada lockdown.
Baca: UPDATE Corona Hari Ini, 2 April 2020: Kasus Global Tembus 935.287, Hampir 200 Ribu Dinyatakan Sembuh
Jokowi mengaku telah mempelajari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara lain, utamanya dalam penanganan virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.
"Karena dari pengalaman-pengalaman 202 negara yang telah membuat policy-policy kita pelajari."
"Semuanya ada plus dan minus, tentu saja kita sesuaikan kondisi yang ada di negara kita, baik kondisi geografis, demografis, karakter budaya, kedisiplinan kita, dan juga kemampuan fiskal kita," tandasnya.
Selain sejumlah pertimbangan di atas, Jokowi melihat faktor ekonomi harus tetap berjalan seperti biasanya.
"Kan kita tidak mengambil jalan yang itu (lockdown), kita tetap aktivitas ekonomi ada," imbuhnya.
Meskipun demikian, Jokowi juga memberikan catatan yang harus dilakukan masyarakat meskipun lockdown tidak diberlakukan.
"Tetapi semua masyarakat harus menjaga jarak aman. Yang paling penting seperti saya sampaikan sejak awal, social distancing, physical distancing, itu yang paling penting."