Lalu sekitar 76-82 persen mengalami batuk kering. Sebanyak 11-44 persen dilaporkan kelelahan.
Dalam kasus Covid-19 yang lebih serius, pasien mengalami pneumonia yang berarti paru-paru mereka mulai penuh dengan nanah atau cairan.
Hal itu menyebabkan sesak napas yang intens dan batuk yang menyakitkan.
Dilansir The Guardian (2/4/2020), menurut WHO, 1 dari 6 orang yang terpapar menjadi sakit parah.
Mereka adalah orang tua dan orang-orang dengan masalah medis mendasar seperti:
- Tekanan darah tinggi
- Masalah jantung atau diabetes
- Kondisi pernapasan kronis
Penelitian terbaru menunjukkan "kehilangan penciuman" sebagai gejala potensial yang dapat muncul. Hal yang terjadi bisa berupa kehilangan penciuman saja, tanpa gejala lain.
Bagaimana penyembuhannya?
Menurut WHO, karena ini adalah pneumonia virus, antibiotik tidak ada gunanya.
Obat antivirus yang dimiliki untuk melawan flu tidak akan berfungsi. Selain itu saat ini juga belum ditemukan vaksin.
Sehingga pemulihan tergantung pada kekuatan sistem kekebalan tubuh.
Menurut WHO, orang-orang yang mengalami kasus ringan (tidak lebih parah dari pilek) bisa sembuh tanpa perawatan khusus.
Dilansir Live Science (2/4/2020), menurut CDC, perawatan bagi yang terinfeksi virus corona didasarkan pada jenis perawatan yang diberikan untuk influenza (flu musiman) dan penyakit pernapasan parah lainnya.
Itu dikenal dengan perawatan suportif. Perawatan itu pada dasarnya mengobati gejala yang sering muncul seperti demam, batuk, dan sesak napas.