News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Tiga Hal yang Dilakukan untuk Cegah Corona, Tapi Justru Tak Direkomendasikan Ahli

Penulis: Daryono
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satgas menyemprotkan disinfektan pada orang luar atau warga yang masuk permukiman warga untuk mencegah penularan virus corona atau Covid-19 di Jalan Kerto Pamuji, Kelurahan Ketawang Gede, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (1/4/2020). Kelurahan Ketawang Gede, Kota Malang, memberlakukan physical distancing dengan menutup sejumlah akses menuju permukiman dan memeriksa warga dan orang luar yang masuk dengan pengukuran suhu tubuh dan penyemprotan disinfektan. Surya/Hayu Yudha Prabowo

Tujuan kedua orang itu mengenakan APD tentunya karena tidak ingin terkena virus Corona.

Namun, apa yang dilakukan dua orang itu tidak tepat dan berlebihan. 

Hal ini karena pemakaian APD diprioritaskan hanya untuk petugas medis yang sehari-hari kontak langsung dengan pasien Corona.

Masyarakat tak perlu menggunakan APD karena APD saat ini lebih dibutuhkan oleh petugas medis. 

Apalagi diketahui petugas medis tengah kekurangan APD.

Untuk melindungi diri dari virus Corona, warga cukup menggunakan masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak.

Praktisi Pelayanan Kesehatan sekaligus Juru Bicara Rumah Sakit UNS Solo, dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, Ph.D menyayangkan penggunaan APD di tempat umum. 

Dr Tonang menjelaskan, penggunakan Alat Pelindung Diri (APD) telah diterbitkan oleh World Health Organization (WHO).

Menurutnya, penggunaan yang berlebihan tersebut justru menimbulkan kekhawatiran serta kepanikan bagi orang sekitar dan sebaiknya dihindari.

"Penggunaan berlebihan itu menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan bagi yang lain, maka sebaiknya dihindari," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews melalui pesan WhatsApp, Minggu (29/3/2020).

3. Menolak Jenazah Korban Covid-19

Di beberapa daerah muncul penolakan warga terhadap pemakaman jenazah korban Covid-19.

Meski berpotensi terjadinya penularan setelah pasien meninggal, warga seharusnya tak menolak pemakaman. 

Bupati Banyumas Achmad Husein (tengah) turut membongkar makam pasien positif corona karena ditolak warga di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (1/4/2020). (KOMPAS.COM/DOK BUPATI BANYUMAS)

Hal ini karena pemakaman korban Covid-19 menggunakan standar sesuai rekomendasi WHO. 

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini