Berdasarkan studi saat ini, ada periode sekitar dua minggu antara munculnya gejala dan pemulihan pasien Covid-19 ringan secara klinis.
"Kami menyadari bahwa beberapa pasien positif PCR setelah mereka pulih secara klinis, tetapi kami membutuhkan pengumpulan sampel yang sistematis dari pasien yang pulih untuk lebih memahami berapa lama virus itu hidup," kata WHO.
Sementara itu, otoritas kesehatan Negeri Gingseng belum mengetahui pasti penyebab munculnya tren baru Corona di sana.
Kini mereka tengah menjalankan penelitian epidemiologis.
Menurut laporan Japan Times, orang yang terinfeksi ulang oleh virus ini menjadi perhatian internasional.
Sebab banyak negara berharap populasi yang terinfeksi akan mengembangkan kekebalan yang cukup untuk mencegah kebangkitan pandemi.
"Jumlahnya hanya akan meningkat, 91 hanyalah awal sekarang," kata Kim Woo-joo, profesor penyakit menular di Rumah Sakit Guro, di Universitas Korea.
Baca: Khawatir Kebangkitan Covid-19, WHO Ingatkan Jangan Buru-buru Longgarkan Lock Down
Baca: WHO Khawatir Indonesia dan India Jadi Pusat Episenter Virus Corona di Dunia
Sejatinya belum ada pengetahuan yang lengkap terkait virus corona ini.
Sebab virus ini sangat baru baik di dunia maupun kalangan medis sekalipun.
"Karena Covid-19 adalah penyakit baru, kami membutuhkan lebih banyak data epidemiologis untuk menarik kesimpulan apa pun," ujar WHO.
Hingga Senin (13/4/2020), Worldometers mencatat 1.853.155 total kasus corona secara global.
Kemudian jumlah kematian mencapai 114.247.
Namun angka kesembuhan cukup tinggi yakni mencapai 423.554 orang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)