Perbedaan waktu meninggal dua kelompok itu tidak signifikan secara statistik.
"Dalam penelitian ini, pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan kasus Covid-19 parah dihentikan sebelum waktunya, remdesivir tidak memberikan manfaat klinis atau virologi," keterangan dalam hasil ringkasan yang diunggah WHO.
Baca: Apa Itu Remdesivir? Obat Covid-19 yang akan Diuji Coba WHO ke Malaysia
Sementara itu, Peneliti asal Liverpool, Andrew Hill mengatakan bahwa remdesivir kemungkinan hanya memiliki manfaat kecil dalam penyembuhan Covid-19.
"Jika tidak ada manfaat remdesivir dalam penelitian, ini menunjukkan bahwa manfaat keseluruhan dari remdesivir cenderung kecil dalam uji coba Gilead yang lebih besar," kata Andrew Hill dikutip dari Stat News.
Andrew Hill mengatakan, hasil penelitian selanjutnya harus dikumpulkan dengan studi yang lebih besar oleh Gilead Sciences menggunakan teknik meta-analisis.
Lebih lanjut, banyak penelitian sedang dijalankan untuk menguji remdesivir.
Dari studi yang dilakukan Gilead Sciences pada pasien Covid-19 dengan kasus parah, pihaknya mengalami kesulitan dalam menafsirkan kinerja obat.
Hal itu lantaran tidak ada pembanding dengan pasien yang menerima pengobatan standar.
(Tribunnews.com/Rica Agustina)