News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Cerita Perawat Pasien Covid-19 Tahan Dahaga di Balik Panasnya Baju Hazmat Selama 8 Jam

Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Petugas medis dengan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap melakukan pemeriksaan swab kepada pasien yang telah mendaftarkan diri di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (23/4/2020). Labkesda Kota Depok sudah bisa melakukan uji PCR (polymerase chain reaction) untuk memeriksa swab lendir para pasien suspect Covid-19, yang selama ini hanya bisa dilakukan di Jakarta. Tribunnews/Herudin

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Samuel Salen perawat di Eka Hospital, Serpong, Tangerang, berbagi cerita dalam menangani pasien corona atau Covid-19.

Ia mengaku meskipun dirinya menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, rasa khawatir tertular Covid-19 selalu ada.

"Kita ketemu langsung dengan orang positif, pasti itu ada rasa takut, khawatir. Tapi ini panggilan profesi saya, bekerja untuk merawat orang yang sakit," kata Samuel saat ditemui Wartakotalive.com di Wisma Tamu Puspiptek, Setu, Kota Tangeang Selatan, Senin (27/4/2020).

Baca: 6 Gejala Baru Virus Corona: Nyeri Otot hingga Sakit Kepala

Ia hanya sedikit memberikan senyuman di balik penampilan yang rapih dan serius ketika berbincang dengan wartakotalive.com.

Samuel Salen merupakan sosok pria asal Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia berusia 29 tahun yang telah menjalani profesi sebagai perawat medis sejak 2015 lalu.

Bahkan, sinyal penugasan untuk merawat pasien infeksi corona telah diterimanya sebelum Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama corona pada 2 Maret 2020 lalu.

Baca: Sandi Uno Bagikan 10 Juta Masker di Daerah Zona Merah Covid-19

"Kami sudah disiapkan sekitar Februari (2020) akhir dan langsung ditempatkan disitu (Eka Hospital)," ucapnya.

Penugasan itu pun sempat menjadi dilema bagi dirinya dan juga keluarga tercintanya, terkhusus kedua orang tuanya.

Alasannya tak henti-henti keluarga yang tinggal jauh di bagian Timur Indonesia itu mengirim pesan akan kekhawatirannya terhadap Samuel.

Samuel bercerita, beribu pesan serta upaya disampaikan kepada kedua orang tuanya untuk dapat memberi restu dirinya bertugas.

Baca: Datascrip Donasikan Rp 100 Juta untuk Atasi Dampak Covid-19

Alhasil, upaya tersebut membuat luluh kedua orang tua beserta keluarganya.

"Begitupun orangtua, bukan dari saya saja, orangtua juga, dari keluarga juga. Mereka was was," katanya.

"Waktu pertama kali dapat kabar akan ditempatkan di situ saya juga konsultasi ke orang tua. Di situ pun orang tua kadang dilema, gimana kamu nak, ini pandemi besar," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini