Namun ia merasa takut kesepian lantaran tak bisa megobrol dengan teman-temannya sesama tunawisma.
"Aku sangat ingin sendiri, tapi aku juga tak mau sendirian," ujar Matthew.
Diketahui, Matthew beberapa waktu terakhir ini tinggal di tempat penampungan tunawisma yang didikan oleh Yayasan Haymarket.
Sebelum pindah ke hotel, Matthew mengaku sudah bertukar nomor ponsel kepada teman-temannya yang diharuskan tetap tinggal di penampungan.
Seorang manajer yayasan tunawisma, Grace Rullis, mengaku bersyukur dengan program pemerintah yang turut memperhatikan tunawisma.
Baca: Nyaris Bangkrut di Tengah Pandemi Corona, Kebun Binatang Ini Bangkit setelah Dibanjiri Donasi
Baca: Sembuh dari Corona, Tom Hanks dan Rita Wilson Donorkan Plasma Darah untuk Vaksin Covid-19
Di tengah wabah yang menyedihkan ini, Rullis mengaku ada hikmah untuk tunawisma.
"Ini adalah hal terbaik yang aku lihat dari pandemi ini, yakni kesetaraan, bahwa semua orang memiliki hak yang sama," ujar Rullis.
Rullis mengaku telah berkomunikasi dengan beberapa hotel yang menampung tunawisma.
Lantaran tidak semua tunawisma bisa tidur lebih tenang di hotel.
Ada beberapa yang memiliki keinginan khusus, seperti pintu yang harus selalu terbuka lantaran tak terbiasa tidur di ruang tertutup.
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)